Jogja (ANTARA Jogja) - Tim dosen Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengembangkan sendok khusus untuk penderita cerebral palsy atau terganggunya fungsi otak dan jaringan saraf yang mengendalikan gerakan, laju belajar, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan berpikir.
"Penderita cerebral palsy selama ini mengalami kesulitan dalam menggunakan sendok. Sendok yang selama ini dikenal dan digunakan adalah sendok dengan tangkai lurus, tidak ada sudut kelengkungan, dan tidak ada palang penahan jari tangan," kata koordinator tim Sri Hartini di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, sendok tersebut sulit digunakan oleh penderita cerebral palsy yang mengalami kekakuan jari tangan, keterbatasan gerak, dan disefisiensi kemampuan memegang dan menggenggam.
"Studi pendahuluan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian menunjukkan adanya 30 persen anak cerebral palsy tidak bisa menggunakan sendok atau mengalami kesulitan dalam menggunakan sendok. Hal itu menggugah kami untuk mengembangkan sendok khusus penderita cerebral palsy," katanya.
Ia mengatakan inovasi sendok bagi penderita cerebral palsy yang dikembangkan dirancang dengan sudut kelengkungan pada tangkai sendok dan dilengkapi dengan palang penahan.
Fokus dari inovasi itu adalah sudut kelengkungan sendok yang merupakan sudut yang dihasilkan dari pengukuran 51 anak cerebral palsy khususnya jarak antara jari sampai mulut penderita pada saat menggerakkan jari ke arah mulut.
Menurut dia, jarak dari 51 anak cerebral palsy tersebut berkisar antara 0-11 cm. Dengan rentang jarak tersebut dihasilkan sudut pada siku dalam antara 45 derajat sampai 90 derajat.
Dengan hasil itu kelengkungan antara tangkai sendok dan kepala sendok yang sesuai adalah 135 derajat. Selain sudut kelengkungan sendok juga didesain dengan palang penahan pada tangkai sendok.
"Dengan demikian, palang pada tangkai sendok tersebut dapat menahan jari tangan penderita cerebral palsy yang mengalami kekakuan dan disefisiensi fungsi memegang dan menggenggam," katanya.
Ia mengatakan panjang tangkai dan kepala sendok serta lebar kepala sendok didesain menyesuaikan dengan sendok yang ada pada umumnya. Tidak hanya itu, bahan untuk membuat sendok juga aman, murah, dan mudah didapat karena dibuat dari kayu sonokeling yang tahan lama, ringan, dan tidak mengandung zat kimia.
"Klaim atau hak perlindungan pada paten adalah sendok penderita cerebral palsy yang dilengkapi dengan palang penahan pada tangkai sendok dan sudut kelengkungan 135 derajat pada tangkai ke kepala sendok," katanya.
(B015)
Berita Lainnya
UGM kembangkan turbin angin untuk mengoptimalkan EBT di daerah 3T
Senin, 28 Oktober 2024 20:59 Wib
Pemkab Bantul: Peringatan Sumpah Pemuda momentum kembangkan potensi pemuda
Senin, 28 Oktober 2024 18:14 Wib
DP3 Sleman berhasil kembangkan kawasan pertanian sehat hemat biaya
Senin, 28 Oktober 2024 12:40 Wib
Kulon Progo kembangkan inovasi desain bagi perajin batik
Senin, 28 Oktober 2024 10:21 Wib
DP3 Sleman kembangkan salak madu probo sejahterakan petani
Kamis, 17 Oktober 2024 11:49 Wib
Mitra Bukalapak kembangkan agen pulsa dan warung di Yogyakarta jadi sentra layanan keuangan
Senin, 30 September 2024 21:31 Wib
Kejati meminta Disdikpora DIY kembangkan kantin kejujuran di sekolah
Senin, 23 September 2024 23:56 Wib
Ilmuwan Australia kembangkan ujicoba pemeriksaan kanker terbaru
Senin, 16 September 2024 5:53 Wib