Caturharjo deklarasikan Stop BABS dan STBM

id Stop BABS

Caturharjo deklarasikan Stop BABS dan STBM

Ilustrasi (foto sanitasibersih.blogspot.com)

Sleman (Antara Jogja) - Masyarakat Desa Caturharjo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendeklarasikan Desa Stop Buang Air Besar Sembarangan dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, Jumat.

"Memiliki sebuah jamban di setiap rumah adalah sebuah hal yang perlu diperjuangkan oleh kepala desa dan kepala dusun dan kader-kader Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Desa Caturharjo dengan sungguh-sungguh," kata Camat Sleman Hery Sutopo.

Menurut dia, upaya ini agar warga Desa Caturharjo, Kecamatan Sleman, tidak lagi buang air besar di sembarang tempat, seperti sungai atau kebun.

"Terdapat lima pilar utama dalam STBM, yaitu stop buang besar sembarangan, cuci tangan dengan memakai sabun, pengelolaan air minum rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri, pengelolaan limbah cair rumah tangga," katanya.

Ia mengatakan, lima komponen ini sebagai inti dasar STBM, kegiatan ini sangat strategis dan bermanfaat bagi warga desa Caturharjo khususnya dan juga warga di Kabupaten Sleman pada umumnya.

Kepala Puskesmas Sleman dr Trisni Nur Andrayani, mengatakan bahwa dalam rangka menyongsong tujuan MDGs, yang salah satunya adalah akses air minum/bersih dan sanitasi dasar, yang tantangan terbesarnya adalah mengubah perilaku masyarakat dalam hal ini adalah yang berkaitan dengan buang air besar sembarangan (BABS).

"Untuk Kecamatan Sleman, cakupan jamban keluarga di Desa Caturharjo adalah 67 persen, Pendowoharjo 67 persen, Triharjo 70 persen, Desa Tridadi 75 persen, dan Desa Trimulyo 65 persen, dengan rata-rata 25 hingga 30 penduduk di wilayah Kecamatan Sleman belum menggunakan jamban dengan sebagaimana mestinya, yang memicu kejadian penyakit diare di Kecamatan Sleman beberapa waktu yang lalu," katanya.

Menurut dia, pada Juni 2012 sudah dilakukan pemicuan, yang dilakukan dari dusun ke dusun dari yang sebelumnya 856 kepala keluarga (KK) tidak mempunyai WC dan masih BABS di sungai/kolam, sebanyak 812 KK terpicu ingin berubah dengan rencana pembuatan WC Umum maupun WC pribadi dengan menggerakkan dan mengubah perilaku masyarakat untuk Stop BABS, yang bisa diikuti desa-desa yang lainnya.

"Pada 2013 Desa Pandowoharjo, Triharjo dan untuk 2014 Desa Tridadi dan Trimulyo. Dengan harapan pada 2015 wilayah Kecamatan Sleman tidak ada yang BABS," katanya.

Ia mengatakan, dana yang digunakan berasal dari bantuan operasional kesehatan, dana pemerintah Kecamatan Sleman, dana Pemerintah Desa dan swadana masyarakat.

Deklarasi ini diikuti 20 dusun dari Kecamatan Sleman, yaitu Dusun Ganjuran, Ngangkruk, Kemloko, Medari Gede, Jetis, Medari Cilik, Mrisen, Sidorejo, Sanggrahan, Nambongan, Mangunan, Ngemplak, Kendangan, Dalangan, Klumprit, Kleben, Bejen, Keceme, Ngaglik, dan Malang.

Bupati Sleman Sri Purnomo yang hadir dalam deklarasi tersebut memberikan apresiasi, mendukung, dan menyambut dengan baik dengan diadakannya kegiatan ini, dan didukung oleh dunia usaha yang ada disekitar desa Caturharjo.

"Dengan kerja sama yang baik ini, potensi yang ada di Desa Caturharjo dapat terangkat dan bisa memajukan warga Desa Caturharjo," katanya.

Bupati Sleman juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga Desa Caturharjo yang mendeklarasikan Stop BABS.

"Deklarasi ini adalah komitmen yang luar biasa, dalam hal meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan kualitas hidup. Di kabupaten Sleman masyarakat yang sudah menggunakan jamban keluarga sekitar 75 persen, dan penggunaan air bersih adalah 95,14 persen," katanya.

Ia mengatakan, dengan penggunaan air bersih akan membawa efek yang positif di segala aspek kehidupan.

"Sesuai dengan tujuan MDGs semua keluarga harus memiliki jamban keluarga, sehingga harus diupayakan ke depan, kalaupun belum ada jamban keluarga bisa diusahakan dengan jamban umum," katanya.

(V001)
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024