Jogja (Antara Jogja) - Nilai Produk Domestik Regional Bruto per kapita Daerah Istimewa Yogyakarta secara riil maupun nominal selama 2009 sampai 2013 mengalami peningkatan.
"Secara riil Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita pada 2009 sebesar Rp5,86 juta, naik menjadi Rp6,94 juta pada 2013 atau naik sebesar Rp1,08 juta," kata Kepala Bappeda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Tavip Agus Rayanto di Yogyakarta, Jumat.
Pada 2009, kata dia, nilai PDRB per kapita secara nominal tercatat sebesar Rp12,08 juta, naik menjadi Rp17,98 juta pada 2013. Jadi, nilai PDRB per kapita DIY secara nominal selama lima tahun mengalami peningkatan sebesar Rp5,89 juta.
Ia mengatakan selama periode 2009-2013 struktur perekonomian DIY didominasi oleh empat sektor yakni sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor jasa, sektor pertanian, dan sektor industri pengolahan.
"Kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor industri pengolahan cenderung meningkat pada 2013 dibandingkan dengan 2012, sedangkan peranan sektor lainnya mengalami penurunan pada 2013," katanya.
Menurut dia, sektor jasa memberikan kontribusi terbesar pada PDRB DIY dengan rata-rata kontribusi selama lima tahun sebesar 20,04 persen, diikuti sektor perdagangan, hotel, dan restoran (19,99 persen), sektor pertanian (14,54 persen), dan sektor industri pengolahan (13,77 persen.
Selama kurun waktu 2009-2013, kata dia, PDRB DIY menurut penggunaan didominasi oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga, investasi fisik atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), dan pengeluaran konsumsi pemerintah.
"Ketiga komponen pengeluaran tersebut perkembangannya cenderung meningkat dari tahun ke tahun," katanya.
Ia mengatakan selama 2013 perekonomian DIY didorong oleh meningkatnya semua komponen permintaan akhir dalam PDRB penggunaan terutama konsumsi rumah tangga yang mampu tumbuh sebesar 5,82 persen.
"Dibandingkan dengan pertumbuhan selama 2012 yang mencapai 6,74 persen, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada 2013 sedikit melambat sebagai dampak dari melemahnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga barang dan jasa kebutuhan rumah tangga yang mencapai 7,32 persen," katanya.
(B015)