Jogja (Antara Jogja) - Badan Keswadayaan Masyarakat Tridaya Waru Mandiri mengemukakan penataan yang dilakukan secara gotong royong oleh warga Karangwaru terhadap Sungai Buntung dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan hasil positif, yaitu dapat mengurangi potensi banjir pada musim hujan.
"Banjir besar akibat luapan sungai sempat terjadi pada 2010, bahkan saat itu ada korban yang hanyut. Namun setelah dilakukan penataan dengan membuat talut dan jalan inspeksi di tepi sungai, maka sudah tidak ada lagi luapan air saat hujan," kata Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Tridaya Waru Mandiri Sugito di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, masyarakat juga sudah memiliki kesadaran yang cukup untuk mengantisipasi luapan air sungai, seperti meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar-Taruna Siaga Bencana saat hujan turun dengan lebat.
"Petugas akan langsung berkomunikasi untuk menyampaikan informasi ketinggian air di wilayahnya masing-masing. Jika ketinggian air di sungai sudah mencapai 2,5 meter, dimungkinkan daerah di sisi utara sudah mengalami luapan air. Warga yang tinggal di bantaran pun diminta melakukan antisipasi," katanya.
Penataan Sungai Buntung dilakukan secara bertahap dimotori BKM Tridaya Waru Mandiri dengan membagi sungai sepanjang 2,5 kilometer tersebut dalam empat segmen.
Program penataan diawali pada tahun 2012 dengan melakukan penataan di segmen satu, dan dilanjutkan pada tahun 2013 dengan membangun talut dan jalan inspeksi di segmen empat.
"Pada tahun ini, sempat dilakukan pembangunan talut di segmen dua. Namun, baru sepanjang 50 meter dengan ketinggian 3 meter. Kami terus berupaya agar memperoleh dana yang cukup untuk melakukan penataan di segmen yang belum sempat tergarap," katanya.
Hingga saat ini, panjang sungai yang sudah direvitalisasi adalah sekitar 500 meter atau masih ada sekitar 80 persen bagian Sungai Buntung yang belum tersentuh revitalisasi.
"Kami bertekad menyelesaikan penataan di seluruh segmen. Upaya pendaaan terus dilakukan dengan mempromosikan program penataan sungai tersebut kepada berbagai pihak," katanya.
Pada hari Rabu (12/11), sejumlah peserta International Conference Ecohydrology (ICE) melakukan peninjauan lapangan di Sungai Buntung.
Koordinator Peserta ICE yang juga dosen Fakultas Geografi UGM Nugroho berharap penataan sungai berbasis masyarakat yang dilakukan warga Karangwaru dapat menjadi contoh bagi peserta untuk melakukan penataan sungai.
"Warga Karangwaru sudah menjadikan sungai sebagai halaman depan mereka. Hal ini bisa dicontoh oleh peserta yang datang dari beberapa negara, seperti India dan Laos," katanya.
(E013)
Berita Lainnya
Terobosan AHY, wujudkan penataan kawasan kumuh secara vertikal pertama kali di Jakarta Pusat
Sabtu, 28 September 2024 21:03 Wib
Mendagri sebut pencabutan moratorium pembentukan DOB diatur pemerintah baru
Rabu, 25 September 2024 5:20 Wib
Pemkab Bantul susun regulasi aksi penataan kawasan Gumuk Pasir Parangtritis
Kamis, 8 Agustus 2024 17:46 Wib
Penataan Waterfront City Pangururan KSPN Danau Toba Sumut menuju pariwisata dunia
Senin, 5 Agustus 2024 10:46 Wib
"Cleansing" guru honorer bisa akibatkan kekurangan guru di Indonesia
Jumat, 19 Juli 2024 9:59 Wib
Guru terdampak penataan di Indonesia tahun ini berkesempatan ikuti PPPK
Kamis, 18 Juli 2024 6:30 Wib
Sleman siapkan skema penataan pedagang Pasar Godean
Jumat, 31 Mei 2024 10:37 Wib
Bantul kolaborasi antarwilayah menata kawasan Sumbu Filosofi
Sabtu, 11 November 2023 17:33 Wib