Kimpraswil Yogyakarta intensifkan pengecekan kondisi talud sungai

id talud

Kimpraswil Yogyakarta intensifkan pengecekan kondisi talud sungai

Ilustrasi pembangunan talud (foto p2kp.org)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta terus meningkatkan pengawasan kondisi talud di berbagai sungai yang mengalir di wilayah tersebut karena saat ini Yogyakarta sudah memasuki musim hujan.

"Ada beberapa titik talud yang patut diwaspadai karena kondisinya sudah mulai rusak dan bisa mengancam bangunan di atasnya," kata Kepala Bidang Drainase dan Pengairan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Kota Yogyakarta Aki Lukman di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, talud yang rawan longsor apabila hujan turun dengan intensitas yang cukup deras berada di bantaran Sungai Winongo, tepatnya di Bener Kecamatan Tegalrejo dan di Sungai Code tepatnya di Surokarsan.

Talud rusak di Bener mengancam pondasi rumah yang ada di atasnya sehingga perbaikan perlu melibatkan warga sekitar. Sedangkan talud di Surokarsan sudah rusak sejak April akibat terjangan air Sungai Code yang meluap saat hujan deras.

Khusus talud di Surokarsan, Aki meminta agar masyarakat tidak khawatir karena Pemerintah Kota Yogyakarta sudah memasukkan pekerjaan perbaikan talud pada APBD 2016. Seharusnya, perbaikan talud di Surokarsan dilakukan tahun ini, namun tidak ada peminat pada lelang terbuka sehingga lelang dinyatakan gagal.

Talud di Surokarsan rusak sepanjang 35 meter dan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta menganggarkan dana sekitar Rp550 juta untuk perbaikan talud.

Meskipun sudah memetakan titik-titik talud yang rawan rusak saat musim hujan, namun pada Selasa (8/12) sore terjadi longsoran tebing sungai yang tidak diperkirakan sebelumnya. Longsoran di Jatimulyo Kricak tersebut bahkan merusak instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal.

Tebing di Sungai Winongo tersebut longsor sepanjang 12 meter dengan ketinggian 14 meter. Longsoran terjadi pada saat hujan lebat mengguyur Yogyakarta. Di atas tebing yang longsor sedang dilakukan pembangunan rumah untuk pondokan.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta memperkirakan intensitas hujan di DIY akan terus meningkat hingga puncak musim hujan pada Februari 2016.

"Intensitas hujan yang cukup lebat ini perlu diwaspadai karena berpotensi menyebabkan berbagai bencana seperti tanah longsor dan banjir," katanya.

Pada Selasa (8/12), hujan mengguyur sebagian besar wilayah DIY dalam durasi waktu yang cukup lama yaitu dari siang hingga malam hari. Intensitas hujan tercatat 75,1 milimeter per hari dan kecepatan angin mencapai 10 knot.

"Intensitas hujan yang turun masuk dalam kategori hujan lebat. Angin yang bertiup juga cukup kencang baik di darat maupun di laut," katanya.

Selain menyebabkan tebing sungai longsor, angin yang bertiup cukup kencang juga menyebabkan tumbangnya pohon di beberapa wilayah seperti Kabupaten Sleman dan Bantul. ***4***

(E013)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.