Pemkab Sleman tawarkan relokasi warga Sendowo

id talud amblas

Pemkab Sleman tawarkan relokasi warga Sendowo

ilustrasi, Bantaran Sungai Code (Foto Antara/doc)

Sleman, (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menawarkan solusi relokasi bagi warga yang berada di sekitar talud amblas, di bantaran Sungai Code, Kampung Sedowo, Sinduadi, Kecamatan Mlati, Sleman.

"Kami tawarkan relokasi kepada warga, sebab ancaman tidak hanya dari bawah (sungai) tetapi rumah-rumah mereka berdekatan dengan tebing juga membahayakan," kata Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun saat melakukan peninjauan di lokasi talud amblas, Selasa.

Menurut dia, Pemkab Sleman akan memberikan perhatian terhadap warga yang ada di bantaran sungai, terutama warga di sepanjang talud yang mengalami kerusakan.

"Sebelum memasuki upaya relokasi, Pemkab akan berupaya melakukan perbaikan talud," katanya.

Ia mengatakan, perbaikan talud melibatkan BPBD Kabupaten Sleman, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, serta Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) yang memiliki kewenangan.

"Syukur perbaikannya tidak bersifat sementara," katanya.

Kepala BPBD Kabupaten Sleman Julisetiono Dwi Wasito mengatakan, untuk relokasi memang syaratnya mereka harus memiliki lahan atau daerah tujuan.

"Pemerintah Kabupaten Sleman nanti akan memberikan bantuan materiil pembangunan hunian," katanya.

Camat Mlati Suyudi mengatakan ada beberapa dusun di Sinduadi yang berada di kawasan bantaran Sungai Code, seperti di Sendowo, Blunyah Gede, Karangjati, Gemawang, Pogung Lor dan Pogung Kidul.

"Pemerintah kecamatan sendiri belum memikirkan konsep relokasi. Warga yang ada di bantaran cukup banyak. Relokasi memang harus kemauan warga di samping ada tempat baru yang dituju. Sedangkan untuk kasus Sendowo ini memang sebaiknya direlokasi karena jika dilihat kondisi kerusakan membahayakan," katanya.

Ketua RT 10 Sendowo, Sinduadi, Mlati Sarijan mengaku sudah berkomunikasi dengan pemerintah desa maupun Pemkab, terkait rencana relokasi warga. Hanya warga belum bisa memberikan jawaban, sebab masih berharap pada proses perbaikan.

"Kami tidak punya lahan tempat tinggal maupun lahan lain. Oleh karenanya kami berharap kerusakan bisa diperbaiki," katanya.

Sarijan sendiri merupakan salah satu korban talud amblas sepanjang 36 meter. Panjang talud amblas tersebut berada di jalan kampung, tepat di depan dua rumah miliki keluarga Juminten dan Sarijan.

Namun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman menyatakan sebanyak lima rumah tidak boleh ditempati, sehingga warga yang mengungsi kini sebanyak 40 orang dari delapan kepala keluarga (KK). ***4***

(V001)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.