Bantul, (Antara Jogja) - Sebagian masyarakat wilayah Kecamatan Pandak dan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar tradisi "nyadran" di Makam Sewu Wijirejo untuk mendoakan para leluhur menjelang bulan Ramadhan 1437 Hijriah.
"Upacara `nyadran` yang sudah menjadi tradisi dan warisan menjelang bulan Ramadhan ini dilaksanakan untuk mengirim doa sebagai wujud bakti terhadap leluhur," kata Ketua Panitia Nyadran Makam Sewu, Haryadi di sela kegiatan itu, Senin.
Menurut dia, kegiatan "nyadran" sebenarnya tidak hanya diadakan di Makam Sewu, namun di tempat lain juga mengadakan kegiatan serupa, karena kegiatan tradisi ini merupakan ajaran dari para wali, bahwa sebelum menghadapi bulan puasa umat Muslim harus membersihkan hati dan diri.
"Jadi bukan hanya membersihkan hati antara hubungan kita dengan Tuhan, namun juga untuk hubungan kita dengan para leluhur dan orang tua yang sudah meninggal," katanya.
Haryadi mengatakan, tradisi ini erat kaitannya dengan keberadaan Panembahan Bodho alias Raden Trenggono sebagai penyebar agama Islam, yang dinilai memiliki jasa yang besar dan banyak meninggalkan bukti sejarah penyebaran agama Islam di antaranya Masjid Kauman Yogyakarta.
Ia mengatakan, kata "nyadran" yang sering disebut masyarakat tersebut berasal dari bahasa Arab "Yadarona", yang menurut ajaran wali dahulu menjelang Ramadhan disunahkan untuk ziarah kubur dan sebelum masuk makam disunahkan membaca bacaan tersebut.
Tradisi "nyadran" yang diikuti warga dari tiga pedukuhan wilayah Wijirejo (Pandak) serta Guwosari dan Sendangsari (Pajangan) itu dimulai dengan kirab mengarak gunungan dan jodhang dari balai desa Wijirejo menuju pendopo Makam Sewu.
Setelah berkumpul di pendopo makam tersebut prosesi doa dilaksanakan dan setelah selesai, gunungan berisi hasil bumi yang diarak itu diperebutkan masyarakat yang datang, karena oleh warga dipercaya bisa mendapat keberkahan.
Salah satu warga setempat, Sumarni mengatakan selalu mengikuti tradisi "nyadran", karena selain menjaga tradisi yang sudah turun temurun, kegiatan ini juga untuk mendoakan leluhur dan orang tua.
"Selalu ikut setiap tahun jelang puasa, karena makam orang tua juga di sini, jadi untuk mendoakan orang tua untuk memohonkan ampunan dosa sebelum menghadapi bulan Ramadhan," katanya.
(T.KR-HRI)
Berita Lainnya
Bawaslu Bantul membuka pendaftaran pengawas desa untuk Pilkada 2024
Sabtu, 18 Mei 2024 23:07 Wib
Bantul mencari solusi atasi permasalahan akses pendidikan dan kesehatan
Sabtu, 18 Mei 2024 20:38 Wib
Bakti sosial operasi katarak IDI wilayah DIY menyasar 21 pasien di Bantul
Sabtu, 18 Mei 2024 17:33 Wib
Bantul-Kota Yogyakarta sepakati olah sampah bersama di ITF Bawuran
Jumat, 17 Mei 2024 20:50 Wib
Bawaslu Bantul menerima dana hibah pengawasan Pilkada Rp13,5 miliar
Jumat, 17 Mei 2024 16:08 Wib
Petugas Rutan Bantul menggagalkan penyeludupan narkoba dalam rutan
Jumat, 17 Mei 2024 0:04 Wib
Pemkab Bantul menetapkan pimpinan OPD sebagai Bapak Asuh Anak Stunting
Kamis, 16 Mei 2024 20:51 Wib
Peternak sapi Bantul memasok 10 persen kebutuhan hewan kurban
Kamis, 16 Mei 2024 17:52 Wib