Kemlu: "Blue Economy" direkomendasikan dibahas KTT IORA

id Blue Economy

Yogyakarta (Antara Jogja) - Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri Siswo Pramono mengatakan konsep pembangunan "Blue Economy" menjadi poin penting yang direkomendasikan dibahas dalam Konferensi Tingkat Tinggi "Indian Ocean Rim Association" pada Maret 2017.

Hal itu disampaikan Siswo Pramono sesusai penutupan simposium menyambut 20 tahun terbentuknya organisasi regional "Indian Ocean Rim Association" (IORA) di Yogyakarta, Kamis, yang menghasilkan 11 poin rekomendasi dengan nama "Yogyakarta Message".

"Konsep "Blue Economy" paling penting direkomendasikan karena semua negera-negara anggota IORA memiliki laut yang perlu dioptimalkan pengelolaannya," kata Siswo.

Dalam "Yogyakarta Message" disebutkan bahwa prioritas pembangunan "Blue Economy" yang perlu diupayakan secara komprehensif dan berkelanjutan tidak hanya terbatas pada perikanan tetapi juga mencakup budidaya , bioteknologi kelautan, industri kelautan , energi , pariwisata bahari dan transportasi laut.

Menurut Siswo, hampir seluruh negara anggota IORA memiliki pengalaman dalam penerapan konsep ekonomi biru itu. Melalui kosep itu, potensi sumber daya laut baik perikanan maupun energi harus dimanfaatkan secara lestari.

Antaranggota IORA, kata dia, dapat saling bertukar pengalaman serta keunggulan strategi, pengelolaan perikanan masing-masing.

"Saya yakin semua negara di kawasan Samudrea Hindia punya pengalaman itu, hanya saja perlu lebih dioptimalkan lagi bersama-sama," kata dia.

Ia mengatakan laut lepas Samudera Hindia memiliki potensi sumber daya alam sangat melimpah untuk mendukung perekonomian anggota IORA. Sehingga dengan konsep "Blue Economy" diharapkan negara-negara anggota IORA dapat mengelola bersama-sama.

"Samudera Hindia bukan pesisir lagi tetapi sudah laut bebas sehingga harus dilakukan pengelolaan bersama," kata dia.

Selain iti, dalam konsep pembangunan "Blue Economy", menurut dia, juga akan mendorong anggota IORA melanjutkan upaya bersama memberantas penangkapan ikan secara ilegal.

"Ini sesuai dengan Indonesia yang memberikan perhatian khusus pada kemajuan potensi kemaritiman," kata dia.

Pada Maret 2017, Indonesia akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) IORA.

IORA sendiri merupakan organisasi negara-negara pesisir yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Organisasi itu berdiri pada Maret 1997 dan saat ini beranggotakan 21 negara.

Negara-negara anggota dimaksud adalah Australia, Afrika Selatan, Bangladesh, Komoros, India, Indonesia, Iran, Kenya, Sri Lanka, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Seychelles, Singapura, Tanzania, Thailand, Persatuan Emirat Arab, Yaman, dan Somalia.

Selain itu ada tujuh negara mitra wicara, yakni Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jepang, Jerman, Tiongkok, dan Mesir.

(L007)