UGM raih penghargaan dalam pengurangan risiko longsor

id ugm

UGM raih penghargaan dalam pengurangan risiko longsor

Ketua Tim Riset Longsor UGM Dwikorita Karnawati (Foto Istimewa)

Yogyakarta (Antara) - Universitas Gadjah Mada meraih penghargaan sebagai "World Center of Excellence in Landslide Disaster Risk Reduction" dari UNESCO dan United Nation International Strategy on Disaster Risk Reduction (UN-ISDR).

"Penghargaan sebagai pusat unggulan dunia dalam pengurangan risiko bencana longsor itu diberikan atas dasar penilaian terhadap capaian kegiatan riset kami di bidang pengurangan risiko bencana longsor," kata Ketua Tim Riset Universitas Gadjah Mada (UGM) Dwikorita Karnawati di Yogyakarta, Sabtu.

Penghargaan dari UNESCO dan UN-ISDR untuk ketiga kalinya itu diterima Dwikorita Karnawati didampingi Teuku Faisal Fathani dan Wahyu Wilopo dalam "event" World Landslide Forum 4 di Ljubljana, Slovenia, Selasa (30/5).

Menurut dia, capaian riset di bidang pengurangan risiko bencana longsor itu diikuti hilirisasi hasil pengembangan teknologi mitigasi dan deteksi dini longsor kepada masyarakat dan industri.

Sejak 2007, kata dia, Tim Riset UGM itu telah mengembangkan lima generasi sistem pemantauan dan deteksi yang berhasil dipatenkan meliputi GAMA Extensometer Manual, GAMA Extensometer Digital baik untuk pemantauan di permukaan maupun bawah permukaan, GAMA Tiltmeter Manual dan Digital.

Ia mengatakan, penghargaan itu terutama diberikan atas keunggulan teknologi yang dikembangkan dengan berbasis pada "human and technical systems" untuk mewujudkan sistem peringatan dini longsor berbasis masyarakat.

Teknologi itu merupakan pengembangan lanjut dari "ilmu titen" yang diverifikasi dengan penghitungan numeris sehingga berhasil disinergikan antara teknologi tradisional atau lokal dengan teknologi digital, yang dikendalikan masyarakat di daerah rawan longsor.

"Sistem itu sudah diterapkan di 75 lokasi di 25 provinsi di Indonesia bekerja sama dengan BNPB dan BPBD, serta di berbagai perusahaan bidang pertambangan dan energi. Bahkan, PT United Mercury Myanmar telah memasang sistem karya UGM itu di lokasi pertambangannya di Myanmar," katanya.

Selain memproduksi "Community-based Landslide Early Warning System", Tim Riset UGM juga bekerja sama dengan Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan BNPB menyusun Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk Sistem Pemantauan dan Peringatan Dini Longsor Berbasis Masyarakat.

Menurut dia, saat ini Sistem Karya UGM itu telah lolos untuk diproses sebagai rujukan dunia oleh International Standard Organization (ISO). Bahkan, "master plan" pengurangan risiko bencana longsor telah disusun Tim Riset UGM itu atas mandat dari BNPB.

Jadi, kata dia, keunggulan dari "Center of Excellence" itu terutama pada inovasi "human technology" yang terus dikembangkan dengan memanfaatkan "digital technology" yang diintegrasikan dengan kearifan atau teknologi lokal yang sudah berkembang di masyarakat.

"Pada akhirnya, sistem itu berhasil menjadi rujukan dunia melalui ISO 292 untuk bidang `security and resiliency`," kata mantan Rektor UGM itu.

Mengingat penggunaan sistem itu semakin dibutuhkan untuk dipasang di lokasi rawan longsor baik di Indonesia maupun mancanegara, maka UGM menyiapkan "teaching industry" yang merupakan integrasi antara pusat unggulan riset itu dengan sekolah vokasi untuk memproduksi dalam skala massal.

"Langkah itu dipandang strategis untuk menguatkan kedaulatan iptek kita melalui substitusi impor teknologi mitigasi kebencanaan khususnya untuk bencana longsor. Bahkan, disiapkan pula untuk diekspor ke mancanegara," kata Dwikorita.

(U.B015)





































Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024