Yogyakarta, (Antara Jogja) - Magister Akuntansi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta berencana memberikan penghargaan bagi daerah-daerah yang berhasil menempati indeks kondisi keuangan dan pengelolaan keuangan terbaik setiap tahun.
"Rencananya akan digelar secara rutin setiap tahun dengan tujuan memberikan dorongan kepada masing-masing kepala daerah dan pengelola keuangan daerah untuk terus memperbaiki kualitas pelayanan yang dibutuhkan masyarakat," kata Sekretaris Prodi Magister Akuntansi Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UGM, Irwan Taufiq Ritonga, di Yogyakarta, Senin.
Menurut Irwan, pemeringkatan kondisi keuangan itu didasarkan pada nilai indeks kondisi keuangan yang bersumber pada data laporan keuangan pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota yang mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan data sosio ekonomi yang diperoleh dari data publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) .
Sebelumnya, pada Kamis (7/9) Magister Akuntansi UGM telah memberikan penghargaan kepada 75 pemerintah daerah yang mendapat penilaian terbaik dalam indeks tersebut.
Kegiatan itu, menurut Irwan, diselenggarakan untuk mengubah pola pikir para pemangku kepentingan bahwa opini WTP atas laporan keuangan pemerintah daerah dari BPK belum cukup untuk menggambarkan pengelolaan keuangan yang baik.
"Opini BPK baru sekadar menginformasikan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai standar akuntansi, tapi belum mempertimbangkan kesehatan pengelolaan keuangan pemerintah daerah maupun transparansi pengelolaan keuangan daerah. Jadi WTP bukan tujuan akhirnya," kata dia.
Irwan menekankan perlunya upaya yang lebih optimal untuk dapat menciptakan kondisi keuangan yang sehat yang tidak hanya berorientasi mendapatkan opini WTP, namun juga memperhatikan substansi pengelolaan keuangan yang sehat dan transparan.
Oleh karena itu, dua indeks yang dirilis dalam kesempatan itu ikut menyertakan rasio yang belum disertakan dalam indeks pengelolaan keuangan yang sudah ada sebelumnya.
"Kita punya rasio khusus yang tidak ada di indeks lain, yaitu solvabilitas layanan. Di situ kita melihat total aset tetap yang menunjukkan total sarana yang dimiliki pemerintah untuk masyarakat dibagi dengan jumlah penduduk," kata dia.
Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Eko Suwardi mengatakan metodologi penghitungan indeks kondisi keuangan dilakukan oleh tim penilai yang kompeten serta sudah teruji secara valid, konsisten, dan praktis, sehingga dapat menjadi acuan untuk melihat performa masing-masing daerah.
"Penghargaan ini didasarkan pada metodologi ilmiah yang jelas dan tim kami bersedia menjelaskan metodologi yang digunakan untuk menilai," kata dia.
Ia juga menegaskan bahwa kepala daerah yang menerima penghargaan itu tidak pernah dipungut biaya kontribusi untuk hadir memenuhi undangan pihak UGM.
"Dengan hadir menerima penghargaan, mereka sudah berpartisipasi memberikan inspirasi bagi kepala daerah yang lain," kata Eko.***2***
(L007)
Berita Lainnya
Fakultas Pertanian UGM meluncurkan program DBA pertama di Indonesia
Rabu, 1 Mei 2024 19:03 Wib
Dinas Pertanian Kulon Progo mendukung kegiatan koasistensi FKH UGM
Rabu, 1 Mei 2024 0:37 Wib
Guru Besar UGM; Tanaman Pegagan potensial perbaiki daya ingat
Jumat, 26 April 2024 2:55 Wib
Pakar UGM: Putusan sengketa Pilpres 2024 amanatkan berbagai PR
Rabu, 24 April 2024 4:30 Wib
Melalui PKKPT, pemerintah mendukung reputasi perguruan tinggi
Senin, 22 April 2024 14:31 Wib
Guru Besar UGM: Anemia aplastik akibat obat jarang terjadi
Sabtu, 20 April 2024 3:28 Wib
Ahli nuklir tersangka penggelapan -TPPU diburu polisi
Jumat, 19 April 2024 20:22 Wib
Prodi Antropologi UGM tembus peringkat 51 dunia
Kamis, 18 April 2024 13:29 Wib