Idang Rasjidi bertekad mengajarkan jazz di pesantren

id jazz

Idang Rasjidi bertekad mengajarkan jazz di pesantren

Ilustrasi musik jazz (Foto febbyfamela.blogspot.com)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Musisi jazz legendaris Indonesia, Idang Rasjidi memiliki tekad untuk terus mengajarkan pengetahuan musik jazz di kalangan pesantren di berbagai daerah melalui program "Jazz Goes to Pesantren" yang ia gagas.

"Bagi saya `Jazz Goes to Pesantren` adalah sebuah keharusan," kata Idang saat ditemui di Yogyakarta, Jumat.

Menurut Idang, pengetahuan musik jazz perlu dimiliki kaum santri di pesantren karena selain untuk memperkaya wawasan mereka, genre musik itu juga membawa pesan toleransi dan harmoni. Jazz, kata Idang, dapat melebur melalui semua alat musik, lirik, dan ritme.

"Jazz itu paling bisa menerima semua, bagi saya Jazz itu adalah `barometer of freedom`. Dia tidak pernah menolak lirik, tidak pernah menolak ritme, dan bisa melebur ke mana-mana, kalau (genre) yang lain kan kita harus mikir-mikir dulu," kata dia.

Alunan jazz yang dihasilkan dari berbagai jenis alat musik termasuk rebana, menurut Idang, mampu memberikan sentuhan-sentuhan tersendiri bagi setiap pendengarnya sehingga ia meyakini mampu memecahkan sifat-sifat keras hati.

"Karena pada dasarnya setiap orang punya `string` (dawai) halus dalam dirinya dan string halus itu harus dipetik, kalau tidak dipetik maka akan keras," kata dia.

Idang mengatakan gagasan memasukkan musik jazz ke pesantren itu telah ia realisasikan sejak Mei 2017 itu. Selama lima bulan, Ia mengaku telah mengunjungi beberapa pesantren antara lain di Jawa Tengah seperti di Pekalongan, Kudus, dan Kajen, Pati.

"Bahkan ada yang mendatangi saya sendiri menanyakan apa itu musik jazz dan mereka jatuh cinta kepada jazz," kata dia.

Idang bertekat akan terus menlanjutkan pengajaran seni musik jazz ke pesantren tanpa menargetkan berapa banyak pesantren yang akan dikunjungi. Ia juga yakin musik jazz akan terus bisa diterima di kalangan pesantren.

"Jadi musik itu tinggi di mata Allah, coba kamu bayangkan kalau dunia ini tidak ada musik, maka tidak akan ada kicauan burung yang indah di pagi hari, tidak ada bunyi jangkrik di malam hari. Sehingga hanya orang yang tidak mendalami ilmu keagamaanlah yang menyatakan bahwa musik itu haram," kata dia.
L007
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024