Sultan pegang teguh empat pesan HB IX

id sultan

Sultan pegang teguh empat pesan HB IX

Sri Sultan HB X (Foto: jogja.antaranews.com)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X bertekad memegang teguh empat pesan penting yang berisi prinsip hidup dari ayahandanya, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, semasa hidupnya.

"Keempat pesan ini yang akan saya bawa mati sebagai pengabdian saya," kata Sultan saat acara sarasehan seusai Renungan dan Upacara Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia di Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Rabu (11/4) malam.

Dia mengatakan keempat pesan itu disampaikan oleh Sultan HB IX saat beberapa waktu menjelang perjalanan berobat ke Amerika Serikat dan akhirnya wafat di Wasington DC pada 1988.

Sebelum memberikan empat pesan itu, Sultan HB IX bertanya kepada Sultan HB X apakah ingin hidup mulia atau "mukti" (bermanfaat bagi masyarakat).

"Saya tidak mengerti (maksud pertanyaan itu, red.), tetapi saya menjawab (memilih, red.) `mukti`. Kalau saya mulia belum tentu keberadaan saya memberikan manfaat bagi orang lain. Kalau saya `mukti`, mungkin saya tidak kaya, tetapi pikiran dan tenaga saya bisa bermanfaat untuk orang lain," kata dia.

Mendangar jawaban Sultan, Sultan HB IX lantas berpesan empat hal. Pesan pertama, Sultan HB IX memintanya berjanji untuk mengayomi setiap orang, meskipun orang tersebut tidak suka atau membencinya.

"Biarpun orang itu tidak senang dengan diri kamu. Kamu bersedia berjanji (tetap mengayomi, red.)?," kata Sultan menirukan ucapan ayahnya.

Setelah Sultan menjawab bersedia berjanji, Sultan HB IX melanjutkan meminta Sultan HB X berjanji untuk tidak pernah melanggar peraturan negara.

Pesan ketiga, kata Sultan, Sultan HB IX memintanya memiliki prinsip lebih berani untuk mengatakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah.

"Lantas saya bertanya mengapa `lebih berani?` lebih berani dari siapa?. Beliau menjawab lebih berani dari saya (HB IX, red.) karena selama ini saya diam karena mengalami jabatan dua periode Soekarno dan Soeharto, dan saat berbeda pendapat saya memilih diam. Saya sadar diam saya ternyata salah, karena dengan diam itu masyarakat tetap miskin dan bodoh," kata Sultan menirukan ucapan ayahnya lagi.

Adapun pesan keempat, menurut Sultan, Sultan HB IX memintanya tidak pernah memiliki ambisi kecuali hanya untuk mengabdikan diri demi menyejahterakan masyarakat.

"Kalau Mas Jun (Herjuno Darpito/panggilan kecil Sultan HB X, red.) berjanji empat hal itu, kamu tidak usah mencari saya karena saya selalu ada di sampingmu," kata Sultan menirukan ucapan ayahnya.

Selain empat pesan yang disampaikan secara langsung, menurut Sultan HB X, Sultan HB IX juga meninggalkan keteladanan amat berarti yakni keikhlasan mengabdi.

Sultan HB IX tidak pernah menginginkan ceritanya ditulis, bahkan ia tidak perduli masyarakat akan mengenal dirinya atau tidak.

"Ketika saya menggantikan posisi Beliau, memang yang namanya mengabdi ya hanya itu," kata Sultan.



(T.L007)