Soal HOTS bukan berarti harus sulit

id matematika

Soal HOTS bukan berarti harus sulit

Ilustrasi (Foto Istimewa)

  Jakarta (Antaranews Jogja) - Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengatakan soal tipe "Higher Order Thinking Skills" (HOTS) yang diterapkan pada ujian nasional berbasis komputer (UNBK) mata pelajaran matematika bukan berarti harus sulit.

         "Soal tipe HOTS dalam bahasa cetak biru ujian dikenal dengan kode L3 yang artinya soal tipe penalaran. Jadi bukan berarti soalnya harus sulit," kata Retno dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.

         Retno mengatakan, berdasarkan referensi yang didapat, ciri utama soal dengan kode L3 adalah mencoba menghindari soal yang bertipe sekadar ingatan, tetapi menuntut siswa berpikir dan menerapkan konsep-konsep yang mereka pelajari pada situasi baru tidak mereka kenal.

         Dalam soal berkode L3, tidak ada algoritma tunggal yang tersedia untuk menjawab karena siswa harus melakukan proses berpikir analisis, sintesis, menilai dan mengambil keputusan atas masalah yang disodorkan dalam soal.

         "Hal itu berbeda dengan soal sulit. Soal dikatakan sulit bila dalam menjawabnya memerlukan banyak langkah penyelesaian, banyak variabel yang tidak diketahui dan biasanya menggunakan banyak operasi matematika untuk menyelesaikannya," tuturnya.

         Karena itu, soal tipe HOTS bukan berarti soalnya harus sulit, melainkan harus aplikatif karena menuntut siswa menggunakan penalaran.

         "Masalahnya, siswa belum diajarkan soal tipe penalaran dengan tipe HOTS, tetapi sudah diuji dengan soal seperti itu," katanya.

         Meskipun memuji karena berani meminta maaf secara terbuka setelah terdapat kritik pedas dari para peserta UNBK, Retno menyesalkan penjelasan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy yang mengatakan soal matematika UNBK memang dibuat sulit.

         "Soal dibuat sulit karena termasuk jenis soal HOTS. Padahal, sulit atau mudahnya sebuah soal tidak bisa ditentukan dari teks atau konteks soal," tuturnya.

         Secara metodologis tingkat kesulitasn soal ditentukan secara statistik, yaitu berapa siswa yang menjawab benar, salah atau tidak menjawab dari populasi atau sampel yang diteliti.

         "Sederhananya bila banyak siswa menjawab benar, berarti soal itu mudah, begitu pula sebaliknya. Padahal, hasil UNBK matematika SMA belum diketahui hasilnya," ucapnya.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024