Bantul (Antaranews Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan semua sekolah di daerah ini membentuk sekolah siaga bencana agar siswa dan guru terlindungi dari bencana.
"Saya berharap semua sekolah di Bantul aman dari bencana dengan cara membentuk sekolah siaga bencana (SSB) karena kalau sekolahnya sudah aman dari bencana maka masyarakat yang menyekolahkan anaknya di sekolah itu merasa nyaman," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Senin.
Ia mengharapkan semua sekolah aman bencana karena Bantul merupakan salah satu daerah rawan bencana sehingga paling tidak bangunan atau sarana di sekolah bisa melindungi pemakai dari bencana.
"Jadi kalau ada bencana, maka orang tua siswa tetap tidak merasa waswas, dan ini yang harus kita bangun untuk Bantul supaya sekolah aman atau SSB ini secara rutin berjalan tiap tahun," katanya.
Dwi Daryanto mengatakan saat ini program pembentukan SSB di Bantul masih sangat minim karena setiap tahun baru dianggarkan dua sekolah, sedangkan jumlah sekolah di Bantul mencapai ratusan sekolah.
"Program membentuk SSB masih minim. Kita hanya membentuk dua SSB setiap tahun dan atas perintah Bapak Bupati Bantul bahwa mulai 2019 harus ditingkatkan jumlahnya," katanya.
Untuk mewujudkan pembangunan, katanya, maka Bantul harus memberikan keamanan bagi masyarakat. Ini menjadi indikator kinerja utama bupati sehingga paling tidak membangun minimal lima SSB setiap tahun.
"Dengan demikian progres pencapaiannya akan bisa dilihat. Potensi bencana semakian lama semakin meningkat," katanya.
Dwi menambahkan saat ini di Bantul yang meliputi 75 desa baru terdapat sembilan sekolah siaga bencana atau aman bencana sehingga masih jauh dari harapan," katanya.