Perajin Bali siapkan kipas lukis untuk Jokowi

id Perajin bali

Perajin Bali siapkan kipas lukis untuk Jokowi

Perajin kipas lukis khas Bali Anak Agung Gede Dani Artha di Paviliun Indonesia pada Jumat (12/10/2018) (ANTARA News/Ida Nurcahyani) (.)

Nusa Dua (Antaranews Jogja) - Perajin kipas khas Bali Anak Agung Gede Dani Artha (23) mempersiapkan satu kipas khusus yang dilukisnya selama seminggu lebih untuk Presiden Joko Widodo.

"Kipas ini pada sisi kiri menggambarkan peta pembangunan yang sedang terlaksana di era Presiden Jokowi, sisi kiri ini menggambarkan sektor pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan tol, pembangunan LRT, jembatan serta pembangnan di kawasan perbatasan, ini ada juga penyetaraan harga BBM dari Sabang sampai Merauke," kata Anak Agung Gede Dani Artha di Paviliun Indonesia pada Jumat.

Dani adalah lulusan ISI, Bali, sehari-hari dia adalah ilustrator buku cerita anak dalam Bahasa Bali.

"Saya melukis ini khusus memang untuk acara ini, IMF-WB, menggunakan cat akrilik dan teknik blok," katanya.

Dani adalah salah satu perajin yang bergabung di UKM Badung dari Kota Denpasar milik AAA Mas Utari N.

Selain kipas buatan Dani, UKM Mas Utari juga meampilkan beragam kipas berbahan dasar limbah seperti kawat, kaleng bekas, oli pelumas dan sisa-sisa kain.

Dalam sehari, kipas ramah lingkungan itu bisa diproduksi hingga 300 buah, dikerjakan oleh sekitar 50 perajin.

"Khusus di event ini, kami bisa mengajari 25-30 delegasi membuat kipas bambu, mereka semua senang bisa membuat kipas," kata AAA Mas Utari N.

Tak hanya kipas ramah lingkungan, UKM milik Utari juga memproduksi model kipas eksklusif, yaitu Kipas kayu berbahan kain Wastra dan kipas kayu lukisan berbahan kain wastra yang memanfaatkan sisa kain kebaya, batik atau kain tradisional lainnya yang sudah tidak terpakai.

Kipas dijual mulai dari Rp15.000 hingga Rp2.000.000. UKM binaan BNI itu sudah mengekspor produknya ke 12 negara, termasuk Inggris, Amerika Serikat, Polandia, Prancis.

Pewarta :
Editor: Luqman Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.