Yogyakarta (ANTARA) - Pekerjaan revitalisasi pedestrian di Jalan Sudirman Kota Yogyakarta yang sudah diawali dengan pembongkaran taman kini dilanjutkan dengan pembongkaran trotoar lama termasuk perbaikan saluran drainase yang ada di bawahnya.
“Pekerjaan pembongkaran trotoar dilakukan untuk dua sisi trotoar sekaligus, yaitu sisi utara dan selatan di ruas Jalan Sudirman dari simpang Jalan Suroto hingga simpang tiga Gondolayu,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono di Yogyakarta, Selasa.
Seluruh pekerjaan akan dilakukan selama 22 jam per hari untuk memastikan seluruh pekerjaan revitalisasi pedestrian di Jalan Sudirman tersebut sudah bisa diselesaikan sesuai kontrak kerja dengan pemenang lelang yaitu 150 hari.
“Pekerjaan akan dimulai pukul 08.00 WIB hingga 06.00 WIB setiap hari. Selama pekerjaan dilakukan, tidak dilakukan penutupan atau pengalihan arus lalu lintas. Tetapi, kami akan upayakan agar pembongkaran trotoar lama tidak mengganggu pengguna jalan,” kata Agus.
Setelah trotoar lama dibongkar, akan dilanjutkan dengan pemasangan “box culvert” untuk perbaikan drainase. Ukuran yang digunakan disesuaikan dengan potensi debit air yang masuk ke saluran air hujan di ruas Jalan Sudirman.
“Tujuannya, agar tidak ada genangan yang muncul saat hujan lebat, dan air bisa mengalir dengan baik ke saluran air di sekitarnya,” katanya.
Di dalam “box culvert” untuk drainase juga akan dilengkapi dengan fasilitas untuk “ducting” kabel fiber optik yang melintas di ruas Jalan Sudirman sehingga suasana di kawasan tersebut terlihat semakin tertata.
“Fasilitas ‘ducting’ baru untuk kabel fiber optik. Sedangkan untuk kabel listrik PLN masih akan berada di atas. Tetapi, kami sudah berkoordinasi dengan PLN untuk merapikan penempatan tiang listrik dalam revitalisasi pedestrian ini,” kata Agus.
Sementara itu, material trotoar yang digunakan untuk revitalisasi pedestrian di Jalan Sudirman tetap akan menggunakan bahan teraso seperti yang sudah digunakan untuk revitalisasi pedestrian di Jalan Suroto Kotabaru tahun lalu.
Namun, lanjut Agus, DPUPKP Kota Yogyakarta tidak lagi memanfaatkan “guiding block” dari bahan metal yang ditempel ke trotoar seperti yang digunakan di pedestrian Jalan Suroto karena kerap dicuri oleh oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga merugikan penyandang disabilitas.
“Nantinya, untuk jalur ‘guiding block’ akan langsung dipahat di teraso sehingga diharapkan bisa lebih tahan lama dan tidak lagi ada kasus pencurian. Ia pun berharap, setiap tempat usaha yang berada di sepanjang Jalan Sudirman bisa berpartisipasi untuk menyambungkan ‘guiding block’ dari pedestrian hingga tempat usaha masing-masing,” katanya.
Revitalisasi pedestrian di Jalan Sudirman tersebut merupakan salah satu upaya Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menata wajah kota. Konsep yang digunakan adalah menguatkan kawasan Kotabaru sebagai “garden city” tanpa meninggalkan unsur budaya.
Pedestrian yang semula hanya memiliki lebar sekitar 2,5 meter akan dilebarkan menjadi 4,8 meter. Pekerjaan dilakukan tanpa memindah pohon perindang yang sudah ada sehingga desain taman dan trotoar disesuaikan dengan lokasi pohon.
“Akan ada beberapa penanda menarik di sepanjang pedestrian yang bisa digunakan sebagai tempat swafoto. Mulai dari bangku hingga tempat untuk informasi ‘event’ yang didesain menarik. Kami tidak meninggalkan DNA millenial karena biasanya anak-anak muda menyukai tempat foto yang instagramable,” katanya.
Pekerjaan revitalisasi trotoar sepanjang 1,2 kilometer, yaitu 700 meter di sisi selatan dan 500 meter di sisi utara tersebut dibiayai menggunakan dana keistimewaan senilai sekitar Rp12,5 miliar.
Baca juga: Yogyakarta tata pedestrian untuk perkuat penanda pintu masuk kota