Yogyakarta (ANTARA) - Sebanyak 47 perwakilan penyuluh pertanian dari sembilan negara ASEAN berkumpul di Yogyakarta, Selasa, untuk membahas dan bertukar pengalaman mengenai perkembangan sistem penyuluhan dan sistem inovasi pertanian memasuki revolusi industri 4.0.
Para penyuluh pertanian itu berkumpul dalam "Workshop on the Role of Agricultural Extension in Strengthening Agricultural Innovation System" yang digelar oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian.
"Kami berharap ada pertukaran informasi antara penyuluh dari negara-negara ASEAN. Mereka sudah memahami bahwa dunia kita sudah memasuki revolusi industri 4.0," kata Sekretaris BPPSDMP Kementan Siti Munifah di Yogyakarta, Selasa.
Menurut Munifah, memasuki revolusi industri 4.0 peran penyuluh tidak hanya sebatas mentransfer teknologi dan inovasi baru kepada para petani.
Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT), para penyuluh juga dituntut mampu menghubungkan petani dengan pasar, para pemodal, hingga asuransi dengan memetakan lokasi kegagalan panen.
Lokakarya itu, kata dia, juga dapat digunakan untuk menyusun program dan rencana membangun kerja sama terkait pendekatan ataupun strategi pada isu-isu terkait transformasi penyuluhan di negara-negara ASEAN.
"Kami juga berharap dapat menghasilkan model pengembangan regenerasi petani sebagai agrientrepreneurs," kata dia.
Kegiatan itu menghadirkan nara sumber yang berasal dari para praktisi dan Duta ASIA Youth Entrepreneurship, akademisi, lesson learn dari Better Rice Initiative Asia (BRIA) dan korporasi Jejamuran.
Kepala Biro Kerjasama luar negeri Kementerian Pertanian Ade Candradijaya mengatakan di sektor pertanian, negara-negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia memang memosisikan penyuluh sebagai agen yang penting dan strategis.
Para penyuluh pertanian, menurut Ade, merupakan ujung tombak pengembangan pertanian karena mereka yang menyebarkan dan menerjemahkan hasil inovasi dan teknologi yang dikembangkan riset center kepada para petani dengan bahasa petani.
Mengingat pentingnya peran penyuluh, lokakarya yang akan berlangsung sampai 27 September 2019 itu digelar sebagai tindak lanjut komitmen dalam sidang ASEAN Working Group Agriculture Training and Extension (AWGATE) yang dirancang untuk mewadahi para penyuluh pertanian.
Berita Lainnya
Pemkab Bantul intervensi petani sisi produksi melalui bantuan mesin pertanian
Kamis, 12 Desember 2024 17:50 Wib
Ketua MPR sebut Prabowo bertekad membangun sektor ekonomi kerakyatan
Kamis, 12 Desember 2024 10:55 Wib
Kontak Tani Nelayan Andalan Sleman diharapkan andil memajukan pertanian
Selasa, 10 Desember 2024 3:00 Wib
DKPP Bantul targetkan luas panen padi pada 2025 tembus 30 ribu hektare
Senin, 2 Desember 2024 11:58 Wib
Wamentan sebut transformasi Bulog jadi badan otonom sebagai penstabil harga
Rabu, 27 November 2024 6:02 Wib
DP3 Sleman melakukan penumbuhan petani milenial akselarasi pertanian
Rabu, 6 November 2024 22:43 Wib
Meraup "cuan" dari pertanian berkelanjutan di Sleman
Selasa, 5 November 2024 17:08 Wib
DKPP Bantul siapkan penyuluh pertanian untuk persemaian padi jelang musim tanam
Jumat, 1 November 2024 17:08 Wib