Dispar Gunung Kidul tindaklanjuti catatan UNESCO soal Geopark Gunungsewu

id Geopark Gunungsewu,UNESCO,Gunung Kidul

Dispar Gunung Kidul tindaklanjuti catatan UNESCO soal Geopark Gunungsewu

Kepala Dinas Pariwisata Gunung Kidul Asti Wijayanti. Foto ANTARA/Sutarmi

Gunung Kidul (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, segera menindaklanjuti lima catatan yang diberikan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) untuk mempertahankan status Taman Bumi atau Geopark Gunungsewu sebagai UNESCO Global Geopark.

Kepala Dinas Pariwisata Gunung Kidul Asti Wijayanti di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan catatan UNESCO antara lain masih kurang menampilkan logo geopark internasional di kawasan Gunungsewu.

"Itu menjadi catatan paling atas logo Geopark Gunungsewu bisa dimunculkan dimana saja seperti di gapura selamat datang yang terletak di Patuk atau bisa saja ditempatkan di produk-produk hasil olahan masyarakat yang ada di sekitar geopark," kata Asti.

Ia mengatakan bagi pelaku wisata dan masyarakat di Gunung Kidul yang belum memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang mempuni, pihaknya siap memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk mendapatkan kemampuan bahasa tersebut.

"Kami akan mendampingi masyarakat yang berkecimpung di pariwisata untuk bisa menggunakan Bahasa Inggris. Masyarakat di sekitar bisa tetap mendukung keberadaan geopark dengan berpartisipasi menjadi mitra," katanya.

Sekretaris Dispar Gunung Kidul Hary Sukmono mengatakan status UNESCO Global Geopark (UGG) Gunungsewu yang diperoleh memiliki makna penting untuk keberadaan kawasan karts Gunungsewu.

Menurut dia, dengan status tersebut, selain menjaga keberadaan situs dengan upaya konservasi, juga berperan untuk program edukasi dan pemberdayaan masyarakat.

"Pengukuhan status geopark memang dibutuhkan, tapi yang paling penting keberadaannya bisa memberikan manfaat. Selain itu, status UGG Gunungsewu dapat mempercepat pengembangan pariwisata Gunung Kidul, terlebih dengan dioperasikannya penerbangan internasional di Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo," katanya.

Ia mengatakan penerbangan internasional diharapkan membawa wisatawan mancanegara ke objek wisata di Gunung Kidul, sehingga menjadi destinasi wisata unggulan di DIY, khususnya pantai.

"Saat ini, jumlah wisatawan mancanegara ke Gunung Kidul sudah mencapai 23 ribu, dengan adanya penerbangan internasional diharapkan lebih banyak lagi wisatawan yang ke Gunung Kidul," ujarnya.