Kegiatan "Muslim United" tetap digelar meski tak dapat izin Sultan HB X

id muslim united,sultan HB X,masjid gedhe

Kegiatan "Muslim United" tetap digelar meski tak dapat izin Sultan HB X

Peserta Kegiatan "Muslim United: Sedulur Saklawase" memadati halaman Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Jumat. (FOTO ANTARA/Luqman Hakim)

Yogyakarta (ANTARA) - Kegiatan "Muslim United: Sedulur Saklawase" tetap digelar oleh Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Jumat, meski tidak mendapatkan izin dari Raja Keraton Ngayogyaka Sultan Hamengku Buwono X.

Pantauan Antara, acara Muslim United tetap berlangsung. Panggung dan sejumlah tenda tenant berdiri sejak Jumat (11/10) pagi. Para peserta juga tampak memadati halaman masjid milik Keraton itu.



"Kita kan yang punya rumah, kan tidak mengizinkan," kata Sultan HB X saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Jumat.

Menurut Gubernur DIY ini, apabila acara itu tetap digelar maka menjadi urusan pihak kepolisian, khususnya berkaitan dengan aspek keamanannya.

"Ya itu kan urusan polisi. Kalau saya kan hanya itu. Selama aman dan sebagainya kan itu urusan polisi," kata Sultan.

Kegiatan Muslim United yang akan berlangsung mulai 11-13 Oktober 2019 itu menghadirkan beberapa ustadz seperti Abdul Somad, Hanan Attaki, Lutfi Basori, Adi Hidayat, Bachtiar Nasir, hingga Felix Siauw. Beberapa agenda akan dilaksanakan selama tiga hari meliputi Muslim Expo, Tabligh Akbar, Social Activity, Food Festival, Muslim Community Gathering dan Kids Corner.

Beberapa ustadz seperti Hanan Attaki juga telah memulai ceramahnya pada Jumat sore. Videotron berukuran besar juga tampak disediakan panitia untuk peserta yang tidak mendapatkan tempat di dalam masjid.

Pada 28 September 2019, Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat GKR Condrokirono juga telah mengeluarkan surat yang menyatakan belum mengizinkan peminjaman sejumlah tempat milik Keraton meliputi Masjid Gedhe Kauman, Ndalem Pangulon, dan Alun-alun Utara untuk kegiatan Muslim United.
 
Akses jalan raya di depan Masjid Gedhe dipadati kendaraan peserta Kegiatan "Muslim United: Sedulur Saklawase", Jumat sore. (FOTO ANTARA/Luqman Hakim)


Kepala Bidang Humas Polda DIY Kombes Pol Yulianto mengaku hingga saat ini pihaknya belum menerima surat pemberitahuan atau permohonan izin dari penyelenggara Muslim United.



Sebelum mengeluarkan izin, lanjut Yulianto, kepolisian juga harus menerima izin yang dikeluarkan oleh pemilik tempat kegiatan, dalam hal ini Keraton Ngayogyakarta terlebih dahulu.

"Dalam hal ini Polri belum menerima izin penggunaan tempat yang dikeluarkan oleh pihak Keraton. Polisi keluarkan izin jika yang punya tempat mengeluarkan izin penggunaan tempat," kata Yulianto.

Sementara itu, ditemui di lokasi acara, Ketua Bidang Pameran Panitia Muslim United Tanu Nazwagi tidak mau berkomentar ihwal penolakan izin dari Keraton Yogyakarta.

Selain bukan ranahnya untuk menjawab, menurut Tanu, acara yang digelar oleh Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) itu telah diakomodir oleh pihak Takmir Masjid Gedhe Kauman.

"Saya 'no comment' kalau itu. Setahu saya kita di sini di bawah perimtah Forum Ukhuwah Islamiyah dan diakomodir Takmir Masjid Kaumam dan Pam Budaya Jogja," kata dia.

Menurut Tanu, acara yang secara resmi akan dibuka pada Jumat malam itu akan mencoba memperlihatkan semangat Bhinneka Tunggal Ika. "Walaupun berbeda 'madzhab', beda 'harakah' tetapi tetap bersatu di Muslim United," kata dia.

Selain itu, lanjut dia, acara itu juga menunjukkan semangat ekonomi Islam yang diwujudkan dengan pendirian 120 tenant mulai dari produk fesyen, kuliner, hingga paket umrah. Pemda DKI Jakarta, kata dia, juga ikut berpartisipasi menghadirkan sebanyak 8 tenant dalam kegiatan itu.

"(Hari) ini masih awal. Tahun lalu (jumlah pengunjung) dalam satu hari bisa sampai 15.000 orang," kata dia.