Yogyakarta (ANTARA) - Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Panut Mulyono meresmikan penggunaan Hotel University Club (UC) UGM dan Wisma Kagama sebagai shelter atau tempat isolasi pasien terkonfirmasi positif COVID-19, di Yogyakarta, Rabu.
"Melihat kondisi rumah sakit yang sudah penuh dan banyak orang tidak mendapat layanan medis yang diperlukan, kami terpanggil memikirkan bagaimana agar hal seperti itu tidak terjadi. Salah satu yang paling mungkin dilakukan adalah mengurangi beban rumah sakit dalam menampung pasien," katanya di sela-sela peresmian.
Ia menjelaskan Hotel University Club menyediakan 71 kamar yang masing-masing berisi dua tempat tidur, sementara Wisma Kagama menyediakan 30 kamar dengan dua tempat tidur di setiap kamar. Di samping itu, terdapat sejumlah fasilitas lainnya seperti ruang observasi dan ruang ganti alat pelindung diri bagi tenaga medis.
Menurut Rektor pasien COVID-19 yang menjalani isolasi akan dipantau oleh dokter dan perawat yang ditempatkan di shelter tersebut.
"Mudah-mudahan dengan bersama-sama membuat inovasi kebijakan tindakan kita dapat membantu saudara-saudara kita yang mencari pelayanan rumah sakit. Terima kasih atas semua pihak atas kerja sama baik ini," kata Panut Mulyono.
Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM dr Ade Febrina Lestari, M.Sc. Sp. A menjelaskan bahwa pasien yang akan dirawat di shelter ini terlebih dahulu menerima pemeriksaan medis dengan datang ke rumah sakit ataupun melakukan konsultasi melalui "telemedicine".
"Pasien harus sudah diperiksa, bisa di RSA atau melalui 'telemedicine' yang bisa diakses secara daring," kata dia.
Keberadaan shelter tersebut, katanya, membantu rumah sakit yang saat ini memiliki keterbatasan dalam menyediakan fasilitas untuk merawat pasien, dan diharapkan dapat mengurangi kasus pasien yang meninggal dunia karena tidak sempat mendapat pertolongan di fasilitas kesehatan.
"Kita butuh sekali shelter yang bisa menampung layanan pasien. Terima kasih UGM sudah benar-benar mengakomodir dengan dibukanya shelter ini," kata Ade.
Ia menambahkan shelter ini dikelola dengan mengikuti skema pembiayaan yang telah ditentukan pemerintah. Biaya layanan kesehatan akan diklaim ke Dinas Kesehatan Sleman sehingga pasien tidak membayar biaya perawatan ke UGM.
Sebelumnya, UGM juga telah membuka sejumlah selter pasien COVID-19 di fasilitas yang dimiliki UGM, seperti Asrama Darmaputera Baciro, Wanagama, serta Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT).
Dibandingkan tempat isolasi sebelumnya, katanya, shelter ini dikelola berkoordinasi dengan RSA UGM yang akan melakukan pemantauan terhadap pasien.
"Harapannya bentuk selter seperti ini menjadi layanan yang bisa diadopsi juga di shelter-shelter lainnya sehingga masyarakat di sekeliling kita bisa tertangani dengan baik," demikian Ade Febrina Lestari.
Berita Lainnya
Pasien rawat inap Covid-19 meningkat enam kali lipat di Korea Selatan
Jumat, 9 Agustus 2024 12:48 Wib
Belanja MICE di Indonesia diperkirakan melonjak 17 persen
Minggu, 4 Agustus 2024 15:24 Wib
Kasus COVID-19 di Jepang melonjak
Sabtu, 27 Juli 2024 21:47 Wib
Pascaisolasi COVID-19, Joe Biden kembali ke Gedung Putih
Rabu, 24 Juli 2024 19:52 Wib
Australia diterpa varian baru COVID-19
Sabtu, 20 Juli 2024 19:30 Wib
Sejak pandemi COVID-19, RI catat kunjungan wisatawan mancanegara tertinggi
Rabu, 3 Juli 2024 10:13 Wib
Jokowi: Batas waktu restrukturisasi kredit COVID-19 diundurkan
Senin, 24 Juni 2024 17:14 Wib
Pemerintah minta masyarakat terapkan prokes waspadai COVID-19 Varian KP.1-KP.2 di RI
Kamis, 23 Mei 2024 7:15 Wib