Dirjen Vokasi minta LKP "link and match" dengan dunia industri
Yogyakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wikan Sakarinto mendorong lembaga kursus dan pelatihan (LKP) mampu menghasilkan tenaga terampil yang "link and match" dengan kebutuhan industri.
"Kami tidak ingin membedakan 'link and match' untuk perguruan tinggi vokasi, SMK, atau LKP. Sebisa mungkin harus benar-benar 'menikah' dengan industri," kata Wikan seusai acara Evaluasi Program Kursus dan Pelatihan dan Pemberian Apresiasi Tahun 2021 di Yogyakarta, Kamis malam.
Layaknya SMK dan perguruan tinggi vokasi, menurut Wikan, program "link and match" juga harus melekat pada setiap LKP di berbagai daerah.
Dengan demikian, tenaga kerja yang dibutuhkan dunia industri tidak hanya didukung oleh lulusan pendidikan formal, tetapi juga nonformal.
"Justru banyak sekali kesempatan untuk lulusan satuan pendidikan nonformal ini berkiprah dalam piramida dunia kerja kita," kata dia.
Apabila keselarasan antara dunia kerja dan LKP ke depan semakin diperkuat, ia optimistis SDM yang terserap di dunia kerja atau industri di Tanah Air juga semakin meningkat dalam rentang waktu yang relatif cepat.
Pada 2021, ia menyebutkan tidak kurang dari 50.000 lulusan LKP terserap dunia industri melalui Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan 16.000 lebih menjadi wirausaha melalui Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW).
"Bayangkan hanya dalam waktu sekian bulan yang tadinya SDM kurang berdaya bisa langsung diserap industri," ujar Wikan.
Selain terus mendorong LKP untuk terus meningkatkan kualitas pelatihan, Dirjen Vokasi Kemendikbudristek juga memberikan penghargaan kepada puluhan LKP termasuk Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), dan Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK).
Penghargaan itu diberikan melalui lima kategori lomba yang digelar sebelumnya yakni lomba video best practice pendidikan kecakapan wirausaha, lomba bahan ajar program pendidikan kecakapan wirausaha, lomba video best practice pendidikan kecakapan kerja, lomba video best practice program peningkatan kompetensi SDM, dan lembaga sertifikasi kompetensi berkinerja baik.
"Penghargaan ini adalah bagian untuk menyemangati supaya tahun depan bisa lebih hebat lagi," ujar Wikan.
"Kami tidak ingin membedakan 'link and match' untuk perguruan tinggi vokasi, SMK, atau LKP. Sebisa mungkin harus benar-benar 'menikah' dengan industri," kata Wikan seusai acara Evaluasi Program Kursus dan Pelatihan dan Pemberian Apresiasi Tahun 2021 di Yogyakarta, Kamis malam.
Layaknya SMK dan perguruan tinggi vokasi, menurut Wikan, program "link and match" juga harus melekat pada setiap LKP di berbagai daerah.
Dengan demikian, tenaga kerja yang dibutuhkan dunia industri tidak hanya didukung oleh lulusan pendidikan formal, tetapi juga nonformal.
"Justru banyak sekali kesempatan untuk lulusan satuan pendidikan nonformal ini berkiprah dalam piramida dunia kerja kita," kata dia.
Apabila keselarasan antara dunia kerja dan LKP ke depan semakin diperkuat, ia optimistis SDM yang terserap di dunia kerja atau industri di Tanah Air juga semakin meningkat dalam rentang waktu yang relatif cepat.
Pada 2021, ia menyebutkan tidak kurang dari 50.000 lulusan LKP terserap dunia industri melalui Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan 16.000 lebih menjadi wirausaha melalui Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW).
"Bayangkan hanya dalam waktu sekian bulan yang tadinya SDM kurang berdaya bisa langsung diserap industri," ujar Wikan.
Selain terus mendorong LKP untuk terus meningkatkan kualitas pelatihan, Dirjen Vokasi Kemendikbudristek juga memberikan penghargaan kepada puluhan LKP termasuk Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), dan Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK).
Penghargaan itu diberikan melalui lima kategori lomba yang digelar sebelumnya yakni lomba video best practice pendidikan kecakapan wirausaha, lomba bahan ajar program pendidikan kecakapan wirausaha, lomba video best practice pendidikan kecakapan kerja, lomba video best practice program peningkatan kompetensi SDM, dan lembaga sertifikasi kompetensi berkinerja baik.
"Penghargaan ini adalah bagian untuk menyemangati supaya tahun depan bisa lebih hebat lagi," ujar Wikan.