Gunung Kidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, selesai membangun Puskesmas Saptosari yang diproyeksikan memberikan pelayanan kesehatan masyarakat sepanjang jalur jalan lintas selatan sisi barat yang jauh dari pusat Kota Wonosari.
Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawaty di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan Puskesmas Saptosari sebelumnya berlokasi di Desa Jetis, Kecamatan Saptosari, namun dipindah karena terdampak pembangunan infrastruktur jalan program nasional jalur jalan lintas selatan (JJLS).
"Saat ini, gedung Puskesmas Saptosari baru sudah selesai bangun dan petugas kesehatan siap untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat," kata dia.
Ia mengatakan pembangunan gedung Puskesmas Saptosari menggunakan dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp5,6 miliar dengan luas bangunan 100 meter persegi.
Dengan gedung baru ini, ia berharap menambah semangat petugas dalam pelayanan dan memberikan rasa aman dan nyaman warga.
"Menjadikan satu kebanggaan di Saptosari sebagai layanan kesehatan milik pemerintah karena puskesmas lain masih menunggu giliran untuk mendapat gedung bagus dan megah," katanya.
Saat ini, lanjut Dewi, Puskesmas Saptosari sedang dalam tahap akreditasi, sehingga dengan adanya gedung ini menjadi pendukung penilaian survei akreditasi. Selama pandemi, penilaian akreditasi ada kelonggaran, yakni mundur dari jadwal.
Biasanya, akreditasi dilakukan setiap tiga tahun sekali dan tahun ini baru saja mendapat surat edaran Kemenkes maksimal di Februari hingga Maret 2023 sudah terakreditasi. Di Gunung Kidul terdapat 30 puskesmas yang sudah terakreditasi dan dilakukan terakreditasi setiap tahun.
"Akreditasi ini sangat penting, bila tidak diakreditasi akan terputus dengan BPJS sehingga ke depan pasti akan memberatkan karena biaya akreditasi sangat mahal," katanya.
Bupati Gunung Kidul Sunaryanta mengatakan kesuksesan pengelolaan puskesmas dibutuhkan peran dan kerja keras dari seluruh insan kesehatan dan seluruh pemangku kebijakan dalam mewujudkan masyarakat sehat.
Dengan keberadaan 30 puskesmas yang terakreditasi namun masih belum maksimal, sehingga dalam layanan kesehatan masih dibutuhkan "trauma center". Upaya ini bisa dilakukan dan dimungkinkan kerja sama dari pihak swasta.
"Keluhan tenaga kesehatan yang ditempatkan terlalu jauh dari kediamannya hal ini juga menjadi sebuah pertimbangan dalam penataan pegawai. Hal ini akan menjadi perhatian khusus, supaya tidak mengganggu pelayanan kesehatan kepada masyarakat," katanya.