Turunkan stunting, Dinas Pertanian Sleman-KWT bersinergi gencarkan diversifikasi pangan

id Dinas Pertanian Sleman ,Pemanfaatan lahan pekarangan ,Penurunan stanting,DP3 Sleman

Turunkan stunting, Dinas Pertanian Sleman-KWT bersinergi gencarkan diversifikasi pangan

Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman Suparmono. ANTARA/Victorianus Sat Pranyoto

Sleman (ANTARA) - Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, bersinergi dengan kelompok wanita tani (KWT) untuk menggencarkan langkah diversifikasi pangan sebagai upaya menurunkan stunting di wilayah itu.

"Dalam penanganan stunting di Sleman, DP3 turut melakukan intervensi dengan kegiatan diversifikasi pertanian di lahan pekarangan melalui 180 KWT yang tersebar di 17 kapanewon (kecamatan)," kata Kepala DP3 Kabupaten Sleman Suparmono di Sleman, Senin.

Menurut dia, KWT didorong untuk mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan dengan tanaman-tanaman pangan lokal dan tanaman sayuran seperti, tomat, sawi, kacang panjang, bayam dan lainnya yang dibutuhkan sehari-hari guna pemenuhan gizi.

"Teknik pengelolaan pekarangan dilakukan melalui bedengan, pot/polybag/tabulampot, vertikultur, hidroponik, dan lainnya," kata Suparmono.

Baca juga: Turunkan kasus stunting, Gunung Kidul jalankan Program Gardu Centini


Selain tanaman sayuran pemanfaatan pekarangan juga untuk menghasilkan sumber protein hewani seperti budi daya ayam ras petelur skala rumah tangga, budi daya lele dalam drum dan atau budidaya ikan dan sayur (Budikdamber).

"Dengan kegiatan pemanfaatan pekarangan tersebut akan terwujud diversifikasi pangan sebagai upaya pemenuhan gizi masyarakat dengan pangan lokal yang terjangkau," kata Suparmono.

Manfaat pemanfaatan pekarangan selain sumber pangan dan juga dapat mengurangi pengeluaran dan meningkatkan pendapatan apabila dikelola dengan baik.

Ia mengatakan, untuk mendukung upaya tersebut, DP3 Sleman juga memberikan pelatihan teknis budi daya pangan lokal tanaman sayuran di pekarangan dari pratanam sampai pascapanen atau pemanfaatan hasil olahan, serta memberikan sosialisasi pemahaman pola konsumsi yang Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA).

"Diharapkan masyarakat di Kabupaten Sleman dapat menerapkan pola pangan B2SA," kata Suparmono.

Suparmono mengatakan, dengan mengkonsumsi makanan sehari hari yang beraneka ragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain, sehingga diperoleh asupan zat gizi yang seimbang dan aman dikonsumsi.

"Bahan pangan yang dikonsumsi rendah/bebas dari kandungan kimia tentunya akan lebih maksimal diserap oleh tubuh manusia," kata Suparmono.

Ia mengatakan, DP3 Sleman dalam mendukung peningkatan gizi masyarakat dalam rangka penurunan pravelensi stunting dengan melaksanakan kegiatan kampanye minum susu, gemar makan ikan yang diperuntukkan untuk anak-anak SD.

"Kemudian sosialisasi pola konsumsi B2SA diperuntukkan ibu-ibu PKK perwakilan dari 17 kapanewon, sehingga diharapkan ada pengetahuan masyarakat tentang pentingnya konsumsi pangan B2SA," kata Suparmono.

Selain itu juga, meningkatkan pemahaman masyarakat dalam penerapan prinsip B2SA dalam mencegah stunting, mendorong dan meningkatkan kreativitas dan inovasi masyarakat dalam mengembangkan atau menciptakan olahan pangan lokal yang bernilai komersil.

"Kami juga mendorong masyarakat terutama ibu-ibu KWT Kabupaten Sleman untuk dapat mengelola pemanfaatan pekarangan dengan intensif sehingga hasilnya pun dapat menambah atau meningkatkan pendapatan keluarga," kata Suparmono.

Baca juga: Dinikes Yogyakarta lakukan verifikasi ulang data stunting

Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024