Bupati Sleman buka "Srawung lan Sinau ASI" peringati Pekan Menyusui Sedunia
Sleman, DIY (ANTARA) - Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kustini Sri Purnomo membuka kegiatan "Srawung Lan Sinau ASI" dalam rangka peringatan Pekan Menyusui Sedunia 2022 tingkat Kabupaten Sleman, Rabu.
Kegiatan yang berlangsung di pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman tersebut mengangkat tema "Step Up for Breastfeeding Educate and Support" yang digagas oleh Forum Alumni HMI-Wati (Forhati) Majlis Wilayah (MW) DIY dan Sanggar ASI Jogja.
Bupati mengatakan ASI merupakan makanan utama dalam memenuhi kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
"Maka sudah seharusnya ibu menyusui mendapat dukungan dari seluruh elemen masyarakat," katanya.
Baca juga: ASI ibu positif COVID-19 tidak menularkan virus kepada bayi
Menurut dia, proses menyusui yang memakan waktu hingga dua tahun membutuhkan komitmen kuat baik dari ibu, keluarga, ruang lingkup kerja, pemerintah dan masyarakat.
"Sebagai bentuk dukungan bagi pelaksanaan ASI Eksklusif, Pemkab Sleman telah mengatur kebijakan Peraturan Bupati Sleman Nomor 38 Tahun 2015 tentang Inisiasi Menyusui Dini dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif," katanya.
Ia mengatakan kebijakan ini juga ditindaklanjuti dengan Surat Edaran Pemerintah Kabupaten Sleman Nomor 444/ 6804 tentang Dukungan ASI Eksklusif.
"Bukti konkret dari dukungan Pemkab Sleman dapat dilihat dari tersedianya ruang laktasi di 17 kapanewon (kecamatan), 25 puskesmas, rumah sakit dan fasilitas pelayanan publik di Kabupaten Sleman," katanya.
Ia mengatakan, Pemkab Sleman juga terus mendorong angka cakupan ASI eksklusif. Berdasarkan data surveilans gizi di Kabupaten Sleman tercatat bahwa selama tiga tahun terakhir prevalensi bayi mendapat ASI Eksklusif enam bulan terus mengalami peningkatan.
"Pada 2019 tercatat cakupan ASI Eksklusif di angka 69,97 persen, kemudian meningkat sebesar 4,8 persen di 2020 dan terus meningkat menjadi 79,86 persen pada 2021," katanya.
Peningkatan, kata Kustini Sri Purnomo, juga tercatat pada cakupan bayi yang mendapatkan fasilitasi IMD pada saat persalinan mengalami peningkatan dari 94,5 persen di 2019 menjadi 96,36 persen di 2021.
Sementara Koordinator Presidium Forhati MW DIY Idha Siti Nurhayati mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Sleman yang telah mendukung terselenggaranya acara tersebut.
Ia berharap kegiatan tersebut dapat memberikan sumbangsih kepada masyarakat terkait kesadaran pentingnya memberikan ASI kepada anak. Dengan begitu, diharapkan nantinya dapat menekan angka stunting di DIY pada umumnya, dan di Kabupaten Sleman khususnya.
"Sehingga anak-anak kita nantinya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, bisa menjadi generasi penopang bangsa dan negara," katanya.
Kegiatan "Srawung Lan Sinau ASI" tersebut diikuti sebanyak 70 peserta dari berbagai unsur, diantaranya mahasiswa, Komunitas Ibu Menyusui, Ayah ASI Jogja, dan Komunitas Gendong Jogja.
Pada acara tersebut juga diadakan diskusi yang menghadirkan sejumlah pembicara, yakni dr Nandyan, N. W., MSc.IH dosen Fakultas Kedokteran UGM, Wawan Sugianto, LC konselor menyusui Dr Eva Latipah dosen psikologi UIN Sunan Kalijaga dan Raisika Riyanto, direktur Sanggar ASI.
Baca juga: Ibu positif COVID-19 dengan gejala ringan boleh "skin to skin" saat menyusui
Baca juga: Wapres sebut pemberian ASI pada anak turunkan prevalensi kekerdilan
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pekan Menyusui Sedunia, "Srawung lan Sinau ASI" digelar di Sleman-DIY
Kegiatan yang berlangsung di pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman tersebut mengangkat tema "Step Up for Breastfeeding Educate and Support" yang digagas oleh Forum Alumni HMI-Wati (Forhati) Majlis Wilayah (MW) DIY dan Sanggar ASI Jogja.
Bupati mengatakan ASI merupakan makanan utama dalam memenuhi kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
"Maka sudah seharusnya ibu menyusui mendapat dukungan dari seluruh elemen masyarakat," katanya.
Baca juga: ASI ibu positif COVID-19 tidak menularkan virus kepada bayi
Menurut dia, proses menyusui yang memakan waktu hingga dua tahun membutuhkan komitmen kuat baik dari ibu, keluarga, ruang lingkup kerja, pemerintah dan masyarakat.
"Sebagai bentuk dukungan bagi pelaksanaan ASI Eksklusif, Pemkab Sleman telah mengatur kebijakan Peraturan Bupati Sleman Nomor 38 Tahun 2015 tentang Inisiasi Menyusui Dini dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif," katanya.
Ia mengatakan kebijakan ini juga ditindaklanjuti dengan Surat Edaran Pemerintah Kabupaten Sleman Nomor 444/ 6804 tentang Dukungan ASI Eksklusif.
"Bukti konkret dari dukungan Pemkab Sleman dapat dilihat dari tersedianya ruang laktasi di 17 kapanewon (kecamatan), 25 puskesmas, rumah sakit dan fasilitas pelayanan publik di Kabupaten Sleman," katanya.
Ia mengatakan, Pemkab Sleman juga terus mendorong angka cakupan ASI eksklusif. Berdasarkan data surveilans gizi di Kabupaten Sleman tercatat bahwa selama tiga tahun terakhir prevalensi bayi mendapat ASI Eksklusif enam bulan terus mengalami peningkatan.
"Pada 2019 tercatat cakupan ASI Eksklusif di angka 69,97 persen, kemudian meningkat sebesar 4,8 persen di 2020 dan terus meningkat menjadi 79,86 persen pada 2021," katanya.
Peningkatan, kata Kustini Sri Purnomo, juga tercatat pada cakupan bayi yang mendapatkan fasilitasi IMD pada saat persalinan mengalami peningkatan dari 94,5 persen di 2019 menjadi 96,36 persen di 2021.
Sementara Koordinator Presidium Forhati MW DIY Idha Siti Nurhayati mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Sleman yang telah mendukung terselenggaranya acara tersebut.
Ia berharap kegiatan tersebut dapat memberikan sumbangsih kepada masyarakat terkait kesadaran pentingnya memberikan ASI kepada anak. Dengan begitu, diharapkan nantinya dapat menekan angka stunting di DIY pada umumnya, dan di Kabupaten Sleman khususnya.
"Sehingga anak-anak kita nantinya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, bisa menjadi generasi penopang bangsa dan negara," katanya.
Kegiatan "Srawung Lan Sinau ASI" tersebut diikuti sebanyak 70 peserta dari berbagai unsur, diantaranya mahasiswa, Komunitas Ibu Menyusui, Ayah ASI Jogja, dan Komunitas Gendong Jogja.
Pada acara tersebut juga diadakan diskusi yang menghadirkan sejumlah pembicara, yakni dr Nandyan, N. W., MSc.IH dosen Fakultas Kedokteran UGM, Wawan Sugianto, LC konselor menyusui Dr Eva Latipah dosen psikologi UIN Sunan Kalijaga dan Raisika Riyanto, direktur Sanggar ASI.
Baca juga: Ibu positif COVID-19 dengan gejala ringan boleh "skin to skin" saat menyusui
Baca juga: Wapres sebut pemberian ASI pada anak turunkan prevalensi kekerdilan
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pekan Menyusui Sedunia, "Srawung lan Sinau ASI" digelar di Sleman-DIY