Ribuan bregada dan warga doakan Ganjar di Tugu Yogyakarta

id bregada,ganjar,tugu yogyakarta

Ribuan bregada dan warga doakan Ganjar di Tugu Yogyakarta

Ribuan bregada dan warga Yogyakarta menggelar doa bersama dan pemotongan tumpeng untuk mangayubagyo ulang tahun ke-54 Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, di Tugu Yogyakarta, Jumat malam (ANTARA/HO-LKJ)

Yogyakarta (ANTARA) - Ribuan bregada dan warga Yogyakarta menggelar doa bersama dan pemotongan tumpeng untuk mangayubagyo ulang tahun ke-54 Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, di Tugu Yogyakarta, Jumat (28/10) malam

Suasana Tugu Golong Gilik atau yang lebih terkenal dengan sebutan Tugu Yogyakarta mendadak ramai, Jumat (28/10) malam. Ribuan bregada dan warga Yogyakarta memenuhi kawasan ikonik itu.

Rombongan bregada dan warga Yogyakarta berjalan dari empat penjuru mata angin menuju tugu pal putih tersebut. Mengenakan pakaian ala prajurit kerajaan Yogyakarta dan musik pengiring, mereka berbaris rapi dan berjalan rampak membuat pertunjukan seni yang menawan.

Para bregada baik prajurit laki-laki maupun srikandi atau prajurit perempuan tampil "all out". Selain mengenakan seragam khas bregada, mereka juga membawa senjata khas seperti tombak dan panah.

Sementara di belakang bregada, ribuan warga Yogyakarta berjalan dengan membawa spanduk bertuliskan "Satu Doa untuk Mas Ganjar dan Indonesia".

Para bregada dan warga kemudian menggelar ritual di Tugu Yogyakarta itu. Mereka menggelar doa bersama dan pemotongan tumpeng untuk mangayubagyo ulang tahun ke-54 Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Kami berkumpul di sini untuk melakukan 'umbul dunga' mendoakan supaya Indonesia tenteram, damai, dan sejahtera. Sekaligus kami memperingati Hari Sumpah Pemuda dan mangayubagyo ulang tahun Mas Ganjar Pranowo," kata Ketua Lembaga Kebudayaan Jawa Bambang Nursidik.

Bambang mengatakan, sosok Ganjar sangat erat dengan warga Yogyakarta, karena saat menjadi anggota DPR, Ganjar memperjuangkan Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta.

"Kami warga Yogyakarta sangat berterima kasih pada Mas Ganjar karena beliau bekerja keras untuk keistimewaan YogYakarta. Semoga beliau selalu sukses dan tidak ada halangan untuk memimpin bangsa," katanya.

Hal senada disampaikan salah satu bregada yang ikut pawai, Nur Setyo. Menurut dia, acara doa bersama untuk Ganjar di Tugu Yogyakarta ini wujud kecintaan warga Yogyakarta kepada Gubernur Jawa Tengah itu.

"Kami mengenal beliau itu waktu di Komisi II DPR. Beliau termasuk sosok yang paling intensif memperjuangkan Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta. Kami berharap Pak Ganjar tetap sehat dan tetap semangat memimpin masyarakat. Tidak hanya memimpin warga Jawa Tengah, tapi juga nanti mudah-mudahan bisa memimpin Indonesia," katanya.

Sementara itu, Ketua Panitia Kegiatan Agus Becak Sunandar mengatakan, acara doa bersama untuk Mas Ganjar dan Indonesia ini digelar sebagai wujud kecintaan warga Yogyakarta kepada Gubernur Jawa Tengah itu. Selain memang berkontribusi untuk keistimewaan YogYakarta, Ganjar juga dianggap warga Yogyakarta sebagai pemimpin yang diharapkan mampu membawa Indonesia lebih baik.

"Kami menginginkan pemimpin yang egaliter, merakyat dan dekat dengan rakyat. Orang yang kami harapkan itu ya Mas Ganjar. Kami gelar acara ini supaya para elit politik di Jakarta mendengar bahwa Mas Ganjar adalah yang terbaik menjadi pemimpin penerus Jokowi, bukan pengganti," katanya.

Ganjar menurut warga Yogyakarta, lanjut Agus, adalah pemimpin yang baik. Warga Yogyakarta meyakini bahwa orang baik tidak boleh berjalan sendiri.

"Untuk itu kami akan bersama Mas Ganjar. Yakinlah Mas Ganjar tidak sendiri. Kami juga sengaja mengajak bregada dan menggelar acara di Tugu Yogyakarta karena Mas Ganjar selalu peduli pada seni budaya. Selain itu, Yogyakarta juga kota budaya dan sentuhan budaya dalam politik itu akan membuat lebih indah," katanya.

Selain di Tugu Yogyakarta, acara doa bersama untuk Ganjar dan Indonesia juga digelar serentak di sejumlah tempat, di antaranya Jateng, Jatim, Jabar, Banten, DKI Jakarta, Lampung, Sumsel, Bengkulu, Jambi, Sumut, Kalsel, Kalteng, Sulsel, dan NTT.