Petani lahan pasir Kulon Progo panen raya bawang merah seluas 20 hektare

id Panen raya bawang merah ,Petani lahan pasir,Kulon Progo

Petani lahan pasir Kulon Progo panen raya bawang merah seluas 20 hektare

Panen bawang merah di lahan pasir Kulon Progo pada Kamis (2/2). (ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Petani lahan pesisir di Desa Banaran, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, panen raya bawang merah seluas 20 hektare dengan harga di tingkat petani sebesar Rp20 juta sampai Rp30 juta per meter persegi.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha di Kulon Progo, Kamis, mengatakan hasil tanam bawang di lahan pesisir pantai ini ternyata cukup menjanjikan baik secara kualitas dan ekonomi.

Saat ini, harga komoditas bawang merah sedang tinggi, tentunya ini sangat menguntungkan petani dengan jangka waktu tanam hingga panen yang hanya dua bulan.

"Kebetulan saat panen ini luar biasa harganya. Harga bawang merah berkisar Rp20 juta hingga Rp30 juta per seribu meter persegi. Berarti ini sangat tinggi dan keuntungan dari petani ini bisa mencapai antara Rp15 juta sampai Rp17 juta per 1.000 meter dalam jangka waktu dua bulan saja," kata Aris.

Ia mengatakan Kelompok Tani Sidodadi Desa Banaran menanam bawang merah di lahan pasir seluas 20 hektare. Hal ini menyebabkan putaran uang di Trisik, Desa Banaran kira-kira bisa Rp5 miliar.

"Perputaran uang ini luar bisa. Harapannya menjadi sentra bawang merah di Kulon Progo selain Srikayangan yang lahan sawah kita lahan pantai pesisir," kata Aris.

Menurut Aris, harapannya mampu meningkatkan pendapatan para petani itu sendiri dan bisa ikut mengendalikan inflasi sekaligus bisa menurunkan kemiskinan di Kulon Progo.

"Ini luar biasa dimana nanti kontribusi dari panenan, kita harapannya nanti yang pertama bisa meningkatkan pendapatan petani kedua bisa ikut mengendalikan inflasi. Ini yang selalu menjadi komitmen dari pemerintah sekaligus juga bisa menurunkan kemiskinan," katanya.

Aris juga mengapresiasi upaya Kelompok Tani Sidodadi dalam mengembangkan bawang merah dengan beberapa inovasi penggunaan teknologi irigasi modern berupa irigasi sprinkel dan sistem irigasi kabut yang dapat menghemat biaya operasional pengolahan tanaman sehingga mampu meningkatkan keuntungan bagi para petani.

"Kelompok tani yang inovatif menggunakan teknologi irigasi modern sprinkel, irigasi kabut ini bisa menghemat pengeluaran sehingga pendapatannya akan meningkat," kata Aris.

Ketua Kelompok Tani Sidodadi Ngatimin menyampaikan kelompoknya mengolah sekitar 20 hektare lahan dengan anggota 80 orang petani yang masing-masing mengolah 2.000-3.000 meter hingga satu hektare per orang.

Penanaman bawang merah ini sebenarnya hanya memanfaatkan potensi lahan Cabai PaKU (Cabai Pantai Kulon Progo) yang sedang dalam masa jeda usai panen. Dengan fasilitasi bantuan benih dari DPP ditambah swadaya petani, ternyata lahan ini mampu menghasilkan bawang merah yang baik hingga dua kali masa tanam hingga saat ini.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2025