Eko Suwanto : Medsos bisa bangun ekonomi dan sosial politik lebih beradab

id eko,DPRD DIY

Eko Suwanto : Medsos bisa bangun ekonomi dan sosial politik lebih beradab

Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan Eko Suwanto berbicara dalam forum Literasi Digital, Bijak Bermedia Sosial yang diselenggarakan oleh Dinas Kominfo DIY pada Rabu, 5 Maret 2025. (Istimewa)

Yogyakarta (ANTARA) - Di era digital, penggunaan gadget atau ponsel masih sebatas untuk konsumsi. Ke depan, masyarakat diharapkan dapat memanfaatkannya secara lebih produktif dan bernilai ekonomi.

Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan Eko Suwanto menegaskan hal tersebut dalam forum Literasi Digital, Bijak Bermedia Sosial yang diselenggarakan oleh Dinas Kominfo DIY pada Rabu, 5 Maret 2025.

"Hari ini, masyarakat lebih banyak sebagai konsumen atau sekadar pengguna beragam aplikasi. Berapa jumlah uang yang dihabiskan untuk beli paket telepon? Saatnya ubah kebiasaan untuk jadi lebih produktif," ujar Eko Suwanto.

Salah satu cara efektif untuk memulai kebiasaan yang lebih produktif adalah dengan menggunakan gadget seperlunya dan menghapus aplikasi yang tidak berguna atau sekadar konsumtif.

Saat berbincang dengan ibu-ibu di Kecamatan Tegalrejo, Eko Suwanto juga mengingatkan agar masyarakat lebih selektif dalam bermedia sosial, mengingat banyaknya platform yang tersedia.

Selain meningkatkan produktivitas, media sosial juga memiliki kekuatan dalam bidang ekonomi maupun gerakan publik untuk menyampaikan aspirasi masyarakat.

"Selain potensi ekonomi, hari ini sosmed berubah lagi jadi gerakan politik. Ada tagar #IndonesiaGelap, #PeringatanDarurat. Sosmed jadi gerakan. Lagu dalam sosmed jadi kekuatan luar biasa, seperti fenomena lagu band Suka Tani, yang liriknya berisi kritik kinerja polisi," jelasnya.

Eko Suwanto juga memberikan tips bijak dalam menggunakan gadget. Pertama, tidak boleh marah-marah, serta menjaga jari dalam menulis atau mengunggah sesuatu dalam keadaan emosi, karena ada jejak digital.

Kedua, lebih baik berkomunikasi langsung dan berbicara tatap muka untuk interaksi yang lebih baik, daripada bergantung sepenuhnya pada gadget. Ketiga, selalu sharing before sharing—memeriksa kebenaran informasi sebelum menyebarkannya.

Lebih lanjut, Eko Suwanto menyampaikan bahwa Pemda DIY telah memfasilitasi aplikasi produktif, seperti pasar online SiBakul, yang menawarkan layanan ongkir gratis bagi pengguna.

"Manfaatkan aplikasi yang dibuat Pemda DIY ini. Apalagi ongkirnya dibayar pemda. Ke depan, sebaiknya SiBakul mengembangkan fitur tambahan, seperti jaminan asuransi tenaga kerja dan asuransi kesehatan," ujar Eko.