Kulon Progo, DIY (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan semangat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dunia mampu berdampak pada upaya percepatan pengentasan kemiskinan di wilayah ini.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-P3A) Kulon Progo Irianta di Wates, Ibu Kota Kabupaten Kulon Progo, Selasa, mengatakan sesuai tema KTT Ke-42 ASEAN 2023 bahwa ASEAN relevan dan penting sebagai pusat pertumbuhan dunia.
"Demikian juga dengan Kulon Progo sebagai pintu gerbangnya Yogyakarta, pengembangan aerotropolis, pembangunan tol Semarang-Cilacap, Solo-Cilacap dan pembangunan sarana dan prasarana lainnya, Kulon Progo bisa menjadi relevan dan penting dalam penanganan kemiskinan yang lebih fokus di daerah kemiskinan tinggi," kata Irianta.
Ia mengatakan pemberian bantuan sosial sebagai bantuan keterlantaran dengan edukasi yang tepat sehingga masyarakat tidak tergantung dan mengharapkan bantuan tetapi menjadi semakin mandiri serta punya rasa malu kalau disebut miskin.
Penanganan kemiskinan dengan mengoptimalkan program dan langkah yang lebih efektif dan dengan terobosan-terobosan untuk mempercepat gerakan, mengkoordinasikan semua langkah, dan kemudian membuat sasaran-sasaran prioritas, fokus di daerah kemiskinan tinggi.
"Pengentasan kemiskinan lebih jauh membutuhkan kerja sama antarwilayah, antarnegara, khusus ASEAN diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang diharapkan berimbas pada percepatan pengentasan kemiskinan wilayah," katanya.
Sementara itu, Staf Ahli Bupati bidang Ekonomi dan Pembangunan Kulon Progo Eka Pranyata mengatakan Pemkab Kulon Progo menerima data kemiskinan ekstrem dari Kemenko PMK pada pertengahan Oktober 2022 sebanyak 90.020 jiwa.
Untuk itu, Pemkab Kulon Progo melakukan pendampingan khusus untuk lokus 10 desa penanganan kemiskinan ekstrem dengan pengabdian dan riset dari perguruan tinggi.
"Kami melibatkan 10 perguruan tinggi untuk percepatan penangan kemiskinan ekstrem dengan memfokuskan di 10 desa/kalurahan dengan tingkat kemiskinan paling banyak," kata Eka Pranyata.
Adapun lokasi penanganan kemiskinan ekstrem di Kulon Progo, di empat kecamatan dengan slogan "One Village One University". Pertama, Kapanewon/Kecamatan Pengasih meliputi dua desa, yakni Sendangsari yang mendampingi Universitas Islam Indonesia (UII) dan Desa Sidomulyo didampingi STIE Nusa Megarkencana.
Kedua, Kapanewon Sentolo di dua desa, yakni Desa Demangrejo didampingi Istek Mulia Yogyakarta dan Desa Kaliagung didampingi Poltekkes TNI AU Adisutjipto.
Selanjutnya, Kapanewon Kokap di tiga desa, yakni Desa Kalirejo didampingi Institut Teknologi Yogyakarta (ITY), Desa Hargowilis didampingi STIA AAN, dan Desa Hargotirto (didampingi AKPY Stiper CV Perkebunan.
Kemudian, di Kapanewon Samigaluh ada tiga desa, yakni Desa Purwoharjo didampingi STIM YKPN, Desa Kebonharjo didampingi Institut Teknologi Nasional Yogyakarta/ITNY dan Desa Banjarsari didampingi IST Akprind.
"Pemkab berusaha juga melakukan pendampingan sumber lain misal Baznas, CSR dan sumber lain yang tidak mengikat. Kepengurusan dan peraturan bupati dalam proses," demikian Eka Pranyata.
Berita Lainnya
Polres Kulon Progo mengintensifkan pemantuan elpiji cegah penimbunan
Kamis, 19 Desember 2024 20:27 Wib
DPRD mendorong Pemkab Kulon Progo tingkatkan peranan perempuan
Kamis, 19 Desember 2024 19:44 Wib
Gapensi berharap diberi ruang mengerjakan infrastruktur di DIY
Rabu, 18 Desember 2024 20:45 Wib
Pemkab Kulon Progo pastikan stok kebutuhan pokok menjelang Natal aman
Rabu, 18 Desember 2024 19:41 Wib
Serikat Pekerja Kulon Progo sebut kenaikan UMK 2025 sebesar 6,5 persen realistis
Rabu, 18 Desember 2024 18:58 Wib
Anggota DPD RI sarankan Pemkab Kulon Progo memetakan potensi wisata
Rabu, 18 Desember 2024 5:56 Wib
Kunjungi uji coba Makan Bergizi Gratis di Kulon Progo, Menko Pangan apresiasi kesiapan Grab-OVO
Selasa, 17 Desember 2024 21:06 Wib
Kemenag Kulon Progo laksanakan bersih rumah ibadah lintas agama
Selasa, 17 Desember 2024 15:54 Wib