Tradisi nyadran "diuri-uri" masyarakat Gunung Balak

id nyadran, agelang,suro,bulan suro,gunung balak

Tradisi nyadran "diuri-uri" masyarakat Gunung Balak

Warga Gunung Balak di Desa Pakis, Kecamatan Pakis Kabuparen Magelang menggelar tradisi nyadran. (ANTARA/HO - Bagian Prokompim Kabupaten Magelang)

Magelang (ANTARA) - Masyarakat Gunung Balak di Desa Pakis Kabupaten Magelang, Jawa Tengah menggelar tradisi nyadran di bulan Suro (Muharam) sebagai rasa syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang Slamet Achmad Husein di Magelang, Minggu, menyampaikan sadranan ini merupakan tradisi yang pada hakikatnya merupakan kegiatan adat membaur dengan kebudayaan Jawa dan ajaran Islam menjadi tradisi turun-temurun.

Tradisi ini di samping sebagai sarana untuk mensyukuri dan bertawasul atas karunia yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa juga untuk mendoakan kepada leluhur, yang dilanjutkan dengan membersihkan dan menabur bunga di makam Gunung Balak.

"Kami memandang, ini menjadi kebiasaan unik, yang ada di Desa Pakis, sebab sadranan yang biasanya hanya dilaksanakan pada bulan Syaban saja, tidak terkecuali bagi masyarakat Desa Pakis yang pelaksanaannya juga di bulan Suro," katanya.

Oleh karena itu, katanya, sudah sepatutnya bersyukur sekaligus bangga sebagai masyarakat Kabupaten Magelang khususnya Desa Pakis ini, bisa melaksanakan dan melestarikan tradisi sadranan Gunung Balak.

Kepala Desa Pakis Margo Utomo menyampaikan kegiatan sadranan Gunung Balak ini sudah dilaksanakan secara turun-temurun untuk mendoakan para leluhur dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya masyarakat di Desa Pakis sehat, aman sentosa, dan lebih guyup rukun.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Masyarakat Gunung Balak Magelang gelar tradisi nyadran