Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meluncurkan Program MatahatiKu untuk menekan angka kasus stunting di wilayahnya.
Jumlah anak yang mengalami stunting di Kabupaten Kulon Progo menurut data pemerintah daerah pada 2022 sebanyak 2.057 anak dan pada Juli 2023 sebanyak 1.947 anak.
"Tidak tinggi seperti daerah lain, tetapi bahwa sesuai dengan data yang ada di survei, status gizi Indonesia yang muncul adalah angka besar, angka Kulon Progo menyentuh 15 persen. Walaupun sesungguhnya kalau kita ukur sendiri dengan Pemantauan Gizi Setempat itu hanya menyentuh 9,9 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo Sri Budi Utami di Kulon Progo, Selasa.
Program MatahatiKu mencakup pemantauan status gizi dan kesehatan anak baru lahir sampai berusia dua tahun atau lebih.
Sri Budi mengatakan bahwa pemantauan dilakukan menggunakan aplikasi Matahatiku, yang merupakan pengembangan dari aplikasi Bumilku (Ibu Hamil Kulon Progo).
"Kalau di Bumilku pemantauannya adalah dari ibu hamil sampai dengan lahir, nah nanti di aplikasi MatahatiKu ini maka pemantauannya adalah sejak anak lahir sampai dengan dua tahun atau kemudian kita perluas sampai dengan lima tahun," katanya.
Dia menekankan pentingnya kerja bersama dalam upaya mencegah dan menanggulangi stunting, kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan kurang stimulasi.
"Kita harus bersama-sama, tidak bisa sendiri," katanya.
Penjabat Bupati Kulon Progo Ni Made Dwipanti Indrayanti mengatakan bahwa Program MatahatiKu dijalankan untuk mengatasi stunting di Kulon Progo.
"Sejalan dengan apa yang menjadi program strategis kita bersama, bahwa kita punya dua persoalan yang harus kita tuntaskan secara bersama-sama secara kolaborasi yakni masalah kemiskinan ekstrem dan stunting," katanya.
Dia juga mengemukakan perlunya kolaborasi dalam upaya mencegah dan menangani stunting pada anak.
"Jadi, mari kita sama-sama membangun Kulon Progo, cegah stunting," katanya.