Sang perintis pendidikan di Pegunungan Meratus, namanya Khadijah

id Guru Pedalaman, Pegunungan Meratus, Guru Inspirasi, Dedikasi Pendidikan, Dunia Pendidikan

Sang perintis pendidikan di Pegunungan Meratus, namanya Khadijah

Khadijah memberikan mata pelajaran kepada muridnya di SD Negeri Juhu, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Senin (27/11/2023). ANTARA/HO-Khadijah.

Jakarta (ANTARA) - Hijau, rimbun dan alam indah memukau, menjadi saksi bisu perjalanan panjang pengabdian Khadijah, seorang perempuan yang penuh dedikasi bagi generasi bangsanya. Dia tidak kenal lelah melintasi hutan hujan tropis di pedalaman Pegunungan Meratus untuk mengajar di SD Negeri Juhu, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.  

Pegunungan Meratus merupakan sebuah rangkaian gunung yang megah di Kalimantan Selatan. Kawasan ini menjadi panggung bagi alam yang indah luar biasa. Di tengah hutan hujan tropis nan rimbun, terdapat satu desa kecil yang warganya hidup bersama dengan alam, menciptakan harmoni unik antara manusia dan lingkungan.

Desa kecil itu bernama Desa Juhu.  Oasis di tengah hutan ini menampilkan kehidupan masyarakat yang berdampingan dengan alam. Rumah-rumah tradisional yang terbuat dari bahan alami seperti kayu dan bambu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Desa ini terletak di lereng Gunung Besar, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. 

Di pelosok desa ini terdapat sebuah sekolah kecil berdiri dengan teguh di tengah desa, yang menjadi tempat bagi anak-anak menimba ilmu yang dinaungi rindangnya aneka pepohonan.

Sebuah desa terpencil dan damai itu menjadi saksi perjalanan penuh dedikasi seorang guru bernama Khadijah. Wanita berusia 53 tahun ini mengabdikan diri demi masa depan yang cerah bagi anak-anak yang tumbuh di desa tersebut.

Dia rela menempuh perjalanan 15 jam setiap menuju ke Desa Juhu, tempat dia mengajar. Berjalan di tengah rimba bak berjalan di jalan yang ramai, tak ada rasa takut di hatinya. Ia menuju ke desa itu, terkadang berempat namun terkadang pula berdua dengan seorang porter atau tenaga pengangkut barang.

Pengabdian Khadijah di desa terpencil di Kecamatan Batang Alai Timur, itu bukan waktu yang singkat. Ia sudah memantapkan hatinya menjadi seorang tenaga pendidik sejak 23 tahun yang lalu.

Khadijah bukanlah seorang guru biasa. Pada tahun 2001, dia memulai perjalanannya sebagai pionir pendidikan di Desa Juhu, Pegunungan Meratus. Ketika itu, desa tersebut belum memiliki akses pendidikan yang layak.

Dia tergerak, terpanggil untuk membawa sinar pendidikan ke desa itu demi membantu anak-anak setempat memahami dan mendapatkan ilmu pengetahuan yang memadai.

Menyusuri hutan

Langkah demi langkah berawal dari desa bernama Kiyu desa terakhir yang dapat diakses menggunakan kendaraan bermotor. Khadijah bersama dua orang saudaranya dan satu warga Kiyu yang menjadi porter (pembawa logistik) tengah mempersiapkan diri menuju SD Negeri Juhu. Tas yang berisi buku pelajaran serta pakaian ganti disusun rapi.
Khadijah beristirahat di tengah perjalanannya saat menuju SD Negeri Juhu di pedalaman Pegunungan Meratus, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Senin (27/11/2023). ANTARA/HO-Khadijah.


Doa dan harapan mengiringi setiap langkah memasuki lorong rimbun pepohonan ditemani suara riuh rendah aliran sungai yang menuntun perjalanannya.

Medan menantang menjadi hal yang dilaluinya. Tanjakan dan turunan curam serta melewati rintangan akar pohon yang menjulang di jalur tanah berbatu, hal biasa dia temui. Meskipun tubuhnya terkadang lelah, tapi senyuman di wajahnya selalu bersinar mengiringi setiap langkah yang ditempuh.

Di tengah perjalanan Khadijah tidak jarang menemui rintangan seperti lintah-lintah yang menempel di kaki,  tidak jarang pula bertemu dengan hewan liar yang menjadi salah satu penghambat langkahnya untuk terus menyusuri  kawasan hutan.

Di balik medan yang butuh perjuangan tidak ringan untuk menjangkaunya, hutan tropis menyuguhkan pemandangan elok tiada tara. Pepohonan raksasa dan lumut hijau tumbuh dimana-mana,  membentuk hamparan hijau yang mengagumkan. Itulah di antara penghilang lelah bagi Khadijah di setiap perjalanannya.

Aroma bunga liar dan tanah basah menemani setiap langkahnya. Keanekaragaman vegetasi yang tumbuh di kawasan Pegunungan Meratus menjadi teman setiap menjejakkan kaki.  Mata air segar dari sumber-sumber sungai kecil, tidak jarang mengundang untuk singgah sejenak dan meresapi keaslian alam.

Perjalanan melintasi Pegunungan Meratus bukan hanya perihal fisik, tetapi juga spiritual. Khadijah melewati sungai-sungai kecil, meniti jalur berliku, dan menembus hutan lebat dengan keyakinan bahwa pendidikan adalah kunci untuk membebaskan anak-anak desa dari belenggu kemiskinan.

Khadijah tampil dengan semangat penuh. Tangannya yang kasar akibat meraba ranting dan batu di hutan, sekarang bertransformasi menjadi penyambut hangat untuk para muridnya.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Khadijah, perintis pendidikan dalam pelukan alam Pegunungan Meratus 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024