Kulon Progo kampanyekan setop boros pangan agar stok aman

id Stok pangan,Kulon Progo

Kulon Progo kampanyekan setop boros pangan agar stok aman

Stok beras di tingkat penggilingan padi di Tuksono, Kulon Progo. ANTARA/Sutarmi

Kulon Progo, DIY (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengampanyekan setop boros pangan dengan memasak nasi secukupnya dan makan nasi juga secukupnya agar stok pangan aman, terutama beras untuk menjaga ketahanan pangan.

Ketua Tim Kerja Pengembangan Usaha Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Kirmi di Kulon Progo, Minggu, mengatakan hal lain yang perlu dilakukan adalah substitusi pangan, kenyang tidak harus nasi, dan gerakan pangan lokal.

"Membatasi menjual dan membeli beras untuk konsumen, hal ini juga menjadi salah satu upaya menjaga ketahanan pangan pada saat ini," katanya.

Ia juga berharap pelaku usaha penggilingan agar menjaga stok gabah dan beras dengan serap gabah petani pada saat musim panen.

"Langkah ini strategi juga untuk menjaga stok pangan supaya tidak terjadi lonjakan harga beras," katanya.

Kirmi mengatakan tingginya harga beras di pasar, dikarenakan permintaan hingga pola tanam padi.

"Harusnya kan tanam mulai September 2023, tapi mundur sampai sekitar satu setengah bulan," katanya.

Kondisi ini membuat panen jadi ikut mundur. Ia mencontohkan panen padi di Kapanewon Nanggulan yang seharusnya berlangsung di Januari, saat ini masih dalam masa tanam.

Harga beras yang saat ini tinggi pun membuat petani tidak berani mencadangkan banyak gabah kering di penggilingan. Jika biasanya bisa sampai 50 ton gabah, saat ini hanya mereka hanya menyediakan 5 sampai 10 ton gabah.

"Sebagai contoh, untuk beras medium di penggilingan harganya sudah Rp15 ribu per kilogram (kg)," ungkap Kirmi.

Meski demikian, ia memastikan persediaan beras di tingkat petani hingga penggilingan tetap ada. Cadangan hasil panen pun tersimpan di masing-masing rumah tangga petani.

Hanya saja, Kirmi berharap para petani tidak langsung menjual beras dalam jumlah besar saat harga sedang tinggi. Hal ini berpotensi menimbulkan masalah di kemudian hari.

"Masyarakat juga diimbau untuk membeli beras secukupnya saja sesuai kebutuhan, tidak perlu melakukan aksi borong," katanya.

Sementara itu, salah satu pengusaha penggilingan padi di Tuksono, Lilik mengatakan harga beras di tingkat penggilingan padi berkisar Rp14.500 hingga Rp15 ribu per kilogram.

Menurut dia, ada kemungkinan harga beras turun. "Kemungkinan harga beras mau turun. Kalau naik lagi sepertinya tidak. Saat ini harga sudah mahal," katanya.

Lilik mengatakan stok gabah di tingkat penggilingan padi sudah menipis, begitu juga stok gabah di tingkat petani.

"Saat ini beberapa wilayah di Jawa Tengah sudah mulai panen meski sedikit," katanya.