Jakarta (ANTARA) - Peneliti Pusat Riset Agama dan Kepercayaan (PRAK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Abdul Jamil Wahab mengatakan bahwa bulan Ramadhan dapat dijadikan sebagai momentum mengurangi polarisasi antaragama ataupun mengatasi berbagai macam konflik.
"Seperti yang bisa kita lihat pada berbagai pemberitaan, bulan Ramadhan ternyata tidak hanya dirayakan oleh umat Islam yang berpuasa, namun juga banyak non Muslim yang membagikan makanan untuk berbuka puasa,” kata Abdul dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menurut Abdul, hal tersebut menjadi salah satu kehebatan bulan Ramadhan karena bisa menjadi penghubung bagi semua umat beragama ataupun antargolongan.
Selain itu, ia mengatakan bahwa bulan Ramadhan dapat menambah intensitas interaksi antarmasyarakat, terutama hidup bertetangga karena hal ini terdapat buka puasa bersama atau saling memberikan makanan untuk disantap ketika adzan Maghrib berkumandang.
Menurut dia, bulan Ramadhan tidak sebatas mengenai kerukunan dan kebersamaan, melainkan juga dapat menurunkan tensi Islamofobia yang diakibatkan oleh kelompok radikal dan efek negatifnya masih dirasakan hingga saat ini.
Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa saat ini diperlukan penanganan terhadap Islamofobia secara holistik.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN sebut Ramadhan momentum mengurangi polarisasi
Berita Lainnya
Catat, ternyata ekstrak daun pirdot bisa menjadi obat anti kanker
Sabtu, 27 April 2024 5:42 Wib
MK RI diharapkan beri keputusan sengketa Pemilu 2024 yang damaikan
Jumat, 19 April 2024 17:56 Wib
Peneliti UGM: Sungai Code Yogyakarta tercemar logam berat
Sabtu, 23 Maret 2024 22:32 Wib
Observatorium Timau mampu amati planet di luar tata surya, kata peneliti
Selasa, 12 Maret 2024 19:17 Wib
Putusan ambang batas parlemen diharapkan bisa wakili suara rakyat, pinta peneliti
Senin, 4 Maret 2024 5:41 Wib
Batu tulis berlapis disurvei UI-Balai Pelestarian Kebudayaan
Senin, 4 Maret 2024 5:01 Wib
Beradu ide-gagasan penelitian genomik, 23 tim ilmuwan
Minggu, 3 Maret 2024 5:12 Wib
PSI masih berpeluang lolos ke senayan, ungkap peneliti
Senin, 26 Februari 2024 6:05 Wib