Negara berkembang harusnya didukung untuk pacu energi terbarukan

id Indonesia,energi terbarukan,sidang majelis umum Irena,Irena

Negara berkembang harusnya didukung untuk pacu energi terbarukan

Dokumentasi - Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana saat ditemui di sela rangkaian Pra-Sidang Umum Badan Energi Internasional (Irena) Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Selasa (16/4/2024) malam. (ANTARA/Indra Arief Pribadi)

Abu Dhabi (ANTARA) - Negara berkembang, termasuk Indonesia, seharusnya didukung penuh untuk percepatan pengembangan energi baru terbarukan, bukan malah “ditambahkan tanggung jawab yang diemban negara maju", kata Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM RI.

“Kita melihat kepada bagaimana upaya dari negara maju itu menunjukkan komitmennya, tidak untuk kemudian ‘Ditambahkan tanggung jawabnya itu kepada negara sedang berkembang’,” kata Sekjen Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)  RI Dadan Kusdiana dalam wawancara dengan ANTARA sebelum Sidang Majelis Umum ke-14 Badan Energi Internasional (Irena) di Abu Dhabi, UEA, Rabu.

Dadan menekankan upaya penurunan emisi, dan penurunan gas rumah kaca adalah tanggung jawab semua pihak. Namun, target global semestinya tidak mengatur pencapaian negara demi negara karena masing-masing negara memiliki keperluan dan kemampuan terkait situasi domestik. Terlebih, target global tersebut tidak boleh membuat suatu negara menjadi tidak fleksibel.

“Kita ingin target global ini juga tidak masuk ke wilayah bagian negara ini harus sekian, negara ini harus sekian,” ujarnya.
 

Indonesia, kata Dadan, tidak bergabung dalam suara-suara mengenai upaya peningkatan tiga kali lipat kapasitas energi baru terbarukan untuk mencapai target pada 2030. Namun Indonesia memiliki komitmen sangat kuat untuk mencapai emisi nol pada 2060 atau lebih cepat.

“Jadi kita lebih melihat bahwa sama dengan China, sama dengan India. Kan India sama China juga tidak bergabung di dalam semangat tersebut.

Jadi kita tidak mengurangi komitmennya untuk bagaimana mengembangkan energi terbarukan. Presiden (Joko Widodo) sudah menyampaikan net zero emission 2060 atau lebih cepat gitu,” kata dia.



Sidang Majelis Umum ke-14 Irena bakal mengusung tema sesuai hasil KTT Iklim COP28 di Dubai, UEA, November 2023, yakni “Hasil COP28: Infrastruktur, Kebijakan, dan Kemampuan untuk Meningkatkan Energi Terbarukan Tiga Kali Lipat dan Mempercepat Transisi Energi”. Dalam tema itu pula, Irena ingin global meningkatkan kapasitas energi baru terbarukan tiga kali lipat menjadi setidaknya 11 terawatt (TW) pada 2030. Merujuk pada dokumen Transisi Energi Outlook dari Irena, target itu untuk menjaga skenario kenaikan rata-rata suhu bumi tak lebih dari 1,5 derajat celcius.

Direktur Jenderal Badan Energi Terbarukan Internasional (Irena) Francesco La Camera dalam paparan pendahuluan kepada pers di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Selasa (16/4/2024). (ANTARA/Indra Arief Pribadi)

 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: RI: Negara berkembang seharusnya didukung penuh pacu energi terbarukan
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024