Jakarta (ANTARA) - BMKG menyatakan terus meningkatkan kinerja sistem peringatan dini di Indonesia salah satunya dengan pengintegrasian data untuk mengeluarkan peringatan lebih cepat serta penambahan sensor gempa.
Dalam diskusi daring Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diikuti dari Jakarta, Selasa, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Suci Dewi Anugrah mengatakan pemerintah terus meningkatkan sistem peringatan dini belajar dari pengalaman akibat bencana alam yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir termasuk tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, pada 2018 yang terjadi dalam periode sangat cepat.
"Dari peristiwa itu kemudian kita semakin menguatkan jaringan sensor. Sebelum tahun 2019, sensor kita hanya sekitar 170 sensor yang tersebar di Indonesia. Kemudian hingga tahun 2024 ini terjadi penambahan sensor yang signifikan sehingga sampai saat ini kita memiliki sensor gempa lebih dari 500 yang tersebar di seluruh Indonesia," kata Suci dalam diskusi yang diadakan Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN itu.
Dengan penambahan jumlah sensor, katanya, maka kemampuan untuk mendeteksi gempa untuk sistem peringatan dini akan bekerja lebih baik, karena sensor tersebut tidak hanya mendeteksi gempa dengan magnitudo besar tetapi juga yang berada di level lokal atau dengan skala lebih kecil.