Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggunakan
teknologi imersif, yakni dinding dan lantai di sebuah ruangan diproyeksikan bergerak yang dilengkapi tata suara pada salah satu ruang pamer Museum Wayang seperti di Museum Nasional.
"Untuk tata pamernya mau ditingkatkan, imersif. Di Museum Wayang sudah mulai tahun ini," ujar Kepala Bidang Perlindungan Kebudayaan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Linda Enriany di Jakarta, Selasa.
Menurut Ketua Subkelompok Sejarah dan Permuseuman Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Bayu Niti Permana, penyematan teknologi imersif akan sangat menarik bagi pengunjung karena menyuguhkan suasana baru dengan teknologi baru.
Nantinya, pengunjung disuguhkan pengalaman yang unik terkait gambaran wayang nusantara dan pesan-pesan khusus di dalamnya.
"Pengenalan wayang nusantara seperti apa, lalu ada pesan-pesan khusus. Memang ruangan khusus. Saya kira tahun depan baru bisa dibuka," kata dia.
Bayu menuturkan pengelola museum akan selalu mengadaptasi teknologi terbaru agar terus mengikuti tren. Namun, teknologi baru yang bisa disematkan ke dalam museum tak melulu imersif karena harus menyesuaikan dengan sejumlah hal terutama soal ruang, keunikan masing-masing museum dan potensi pengunjung.
"Tidak harus semua imersif karena punya keunikan masing-masing. Kalau semua imersif pasti harus bangun gedung baru, ruang baru. Sayang, karena biayanya cukup mahal. Sarana pasti baru," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: DKI gunakan teknologi imersif di Museum Wayang