BRIN: Peneliti global harus meriset kesehatan tanah

id Riset tanah,Ekosistem darat dan air,Riset maritim,Keanekaragaman hayati,Biodiversitas alam Indonesia,BRIN,Cagar biosfer

BRIN: Peneliti global harus meriset kesehatan tanah

Komoditas vanili di Desa Bobo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah sebagai zona penyangga yang berbatasan dengan Cagar Biosfer Lore Lindu. ANTARA/Aji Cakti

Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong peneliti global melakukan riset kesehatan tanah pada Sidang Tahunan Pengelola Cagar Biosfer (ICC MAB) ke-36 di Maroko, beberapa waktu lalu, demi keberlanjutan cagar biosfer di Bumi.


Di Indonesia terdapat setidaknya 20 cagar biosfer ditetapkan Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO), beberapa di antaranya cagar biosfer Leuser, Siberut, Tanjung Puting, Takabone Rate, Lore Lindu, Bromo Tengger Semeru Arjuno, dan Komodo.
"Hasil-hasil riset ini diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam upaya menjaga dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan," kata Peneliti BRIN Maman Turjaman melalui keterangan di Jakarta, Rabu.
Maman yang juga Ketua Focal Point MAB-UNESCO tersebut, menjelaskan data dasar kesehatan dan biodiversitas tanah penting untuk keberlanjutan dan kesejahteraan komunitas masyarakat yang tinggal di sekitar cagar biosfer.
Oleh karena itu, ia memberikan sejumlah masukan kepada para peneliti dunia untuk mendorong kerja sama dan sinergi di tingkat global guna mengimplementasikan inovasi yang solutif dan dapat diadaptasi secara lokal.
f
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN dorong peneliti global lakukan riset kesehatan tanah

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024