Yogyakarta (ANTARA) - Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta dinyatakan lolos menjadi peserta Program Kemitraan Sekolah BRIDGE antara Australia-Indonesia, yang didukung oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia (DFAT) dan dilaksanakan oleh Asia Education Foundation (AEF) di Asialink, Universitas Melbourne.
Penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan oleh Direktur Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta Unik Rasyidah M.Pd pada Kamis (8/8) di Studio Kieta Gedung Cyber Lantai 7 Jalan Kuningan Barat Raya No.8 Jakarta Selatan.
BRIDGE adalah Building Relationships through Intercultural Dialogue and Growing Engagement, yang bertujuan untuk menciptakan kemitraan kolaboratif yang berkelanjutan antara sekolah-sekolah Indonesia dan Australia dan untuk menyediakan akses pengetahuan dan keterampilan pedagogis baru bagi para pendidik Indonesia dan Australia.
Hal ini, pada gilirannya, berkontribusi pada peningkatan pemahaman antarbudaya di antara para pendidik, siswa, dan komunitas sekolah Indonesia dan Australia serta mempengaruhi sikap positif terhadap Australia di antara para pemangku kepentingan Indonesia dan masyarakat umum.
Tujuan dari kegiatan ini antara lain membentuk kemitraan sekolah yang berkelanjutan dan komunitas pelajar internasional; mendukung para peserta didik untuk berkolaborasi dalam sebuah proyek, membangun kompetensi global dan membangun persahabatan jangka panjang dengan rekan-rekan mitra di Australia; membangun kemampuan para guru untuk mengembangkan pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi peserta didik.
Kemudian mendukung para guru untuk mengeksplorasi praktik pembelajaran baru dan penggunaan teknologi untuk menghubungkan pembelajaran di kelas dengan dunia; dan mendukung hubungan antarindividu antara Australia dan Indonesia.
Sebanyak 1.800 aplikasi sekolah yang mendaftar dari seluruh Indonesia dan yang dinyatakan lolos hanya 10 sekolah atau madrasah tingkat SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA. Madrasah Mu'allimaat menjadi salah satu di antara 10 sekolah yang lolos tersebut.
Sepuluh sekolah yang lolos adalah Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, SD Islam Harapan Ibu (Jakarta), MAN 11 Jakarta Selatan (Jakarta), SD Smart Auladi (Jawa Barat), MA Pesantren Terpadu Al Fauzan (Jawa Timur), SMP Laboratorium UM Malang (Jawa Timur), SD Islam Kreatif Mutiara Anak Sholeh (Jawa Timur), MINU KH Mukmin Sidoarjo (Jawa Timur), SD Kristen Citra Bangsa (NTT), dan SMPN 6 Langke Rembong (NTT).
Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta sangat berkeinginan untuk bergabung dalam Program Kemitraan Sekolah BRIDGE Australia-Indonesia dan kemitraan dengan sekolah di Australia dalam rangka mengembangkan madrasah yang lebih modern dan internasional, membentuk kemitraan sekolah yang berkelanjutan dan komunitas pelajar internasional, mendukung para peserta didik untuk berkolaborasi dalam sebuah proyek.
Selain itu, membangun kompetensi global dan membangun persahabatan jangka panjang dengan rekan-rekan mitra di Australia, membangun kemampuan para guru untuk mengembangkan pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi peserta didik, mendukung para guru untuk mengeksplorasi praktik pembelajaran baru dan penggunaan teknologi untuk menghubungkan pembelajaran di kelas dengan dunia serta dapat meningkatkan dan berkontribusi untuk peningkatan pendidikan di Indonesia.
Direktur Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta Unik Rasyidah M.Pd menyampaikan bahwa kegiatan BRIDGE ini akan mengkolaborasikan pembelajaran, teknologi, dan kebudayaan. Tentu akan semakin menambah wawasan dan pengalaman bagi guru dan peserta didik.
"Program kemitraan ini tentu akan meningkatkan kolaborasi dalam berbagai bidang antara Mu'allimaat dengan sekolah mitra. Melalui BRIDGE ini juga akan mempertemukan Mu'allimaat dengan sekolah-sekolah di Australia. Pastinya akan meningkatkan kompetensi di Mu'allimaat dan akan berdampak baik bagi peserta didiknya," ujar Unik.
Proses panjang telah dilalui untuk menjalin kemitraan ini, antara lain seleksi administrasi mengisi form pendaftaran dan motivasi mengikuti program bridge, seleksi wawancara kepala sekolah dan komite. Dilanjutkan Tes Bahasa Inggris, Psikologi Tes dan Wawancara untuk 4 guru yang dinominasikan. Pada akhirnya hanya lolos dua guru dari tiap sekolah. Dua guru dari Madrasah Mu'allimaat adalah Elpin Eliana M.Pd dan Dwi Setiyawan M.Pd.
Dwi Setiyawan sebagai salah satu guru yang lolos menuturkan bahwa tujuan mengikuti BRIDGE semata-mata untuk mengembangkan mutu pendidikan di Madrasah Mu'allimaat dan menjadi guru yang lebih baik di kemudian hari.
"Bahagia dan terharu karena menjadi salah satu perwakilan dari madrasah ini, dan ini merupakan challenge terbaru untuk menjadi guru yang lebih baik pada masa saat ini dan masa depan. Harapannya mengikuti program BRIDGE ini adalah untuk meningkatkan keterlibatan dalam kancah internasional untuk menghasilkan peserta didik yang berkarakter dan berwawasan global," kata guru Bahasa Inggris tersebut.
Berita Lainnya
BYOND by BSI meraih respons positif berkat fitur & program khusus
Minggu, 17 November 2024 15:28 Wib
Akademisi UGM nilai program transmigrasi di Papua masih dibutuhkan
Sabtu, 16 November 2024 14:52 Wib
Grab dan Ovo uji coba program Makan Bergizi Gratis
Kamis, 14 November 2024 23:23 Wib
Kabupaten/kota di DIY diminta sukseskan program Makan Bergizi "Generasi Maju"
Rabu, 13 November 2024 23:21 Wib
Program Rp50 Juta per padukuhan: Langkah Harda bangun Sleman Baru
Selasa, 12 November 2024 22:55 Wib
Kementerian ATR/BPN siap dukung program 3 juta rumah
Minggu, 10 November 2024 16:09 Wib
Garda Pemuda NasDem DIY siapkan program kerja berbasis kebudayaan
Jumat, 8 November 2024 22:48 Wib
Kemenkeu dukung pemanfaatan lahan BLBI bagi program 3 juta rumah
Jumat, 8 November 2024 5:21 Wib