Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjadikan pemetaan forensik kebencanaan hal yang penting dilakukan sebagai cara untuk mendapat gambaran kapan datangnya bencana di sebuah wilayah, termasuk gempa dan tsunami.
“Umumnya untuk gempa dan tsunami diketahui siklusnya akan terjadi dalam berapa ratus tahun atau bahkan ribuan tahun dari kejadian sebelumnya,” kata Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB Udrekh dalam siniar yang diikuti di Jakarta, Sabtu.
Ia menjelaskan pemetaan dalam forensik kebencanaan berbeda dan lebih kompleks dibandingkan pemetaan bencana konvensional, karena tujuannya untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap.
Pada pemetaan forensik gempa dan tsunami misalnya, yang melibatkan banyak ahli seperti ahli geologi, hidrologi, kimia, oceanologi, geodesi, spasial, sosiologi, DVI, hingga ilmu tanah.
Menurut dia, semakin banyak ahli yang terlibat maka banyak pula bukti-bukti relevan yang dapat diteliti dan hasilnya akan lebih baik informatif.
Karena harus bisa lihat bukti-bukti yang relevan itulah, kata dia, pemetaan forensik kebencanaan ini dilakukan pada saat kejadian dan waktu penelitiannya cukup lama.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BNPB: Pemetaan forensik gambarkan kapan datangnya gempa dan tsunami