Sleman (ANTARA) - Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat kinerja APBN, khususnya belanja negara di DIY mengalami pertumbuhan yang signifikan pada akhir Agustus 2024 sebesar tumbuh 8,67 persen.
Kepala Kanwil DJPb DIY Agung Yulianta di Kabupaten Sleman, DIY, Selasa, mengatakan realisasi belanja negara di DIY mencapai Rp15,35 triliun atau 61,37 persen dari pagu.
"Realisasi APBN di DIY tumbuh 8,67 persen. Catatan tersebut memastikan kinerja APBN di DIY tetap "on track' untuk menjaga kestabilan ekonomi di DIY," kata Agung Yulianta.
Ia mengatakan ada dua komponen utama belanja negara yang mengalami pertumbuhan cukup menggembirakan, yaitu belanja Pemerintah Pusat tumbuh 10,11 persen, dan transfer ke daerah (TKD) tumbuh 7,27 persen.
Belanja Pemerintah Pusat meliputi realisasi belanja pegawai Rp3,48 triliun; belanja barang Rp3,11 triliun; belanja modal Rp1,06 triliun; dan belanja bantuan sosial Rp10,51 miliar.
Belanja barang memberikan kontribusi apik melalui peningkatan yang signifikan mencapai 19,65 persen (yoy) dengan realisasi terbesar pada hasil layanan dukungan manajemen internal sebesar Rp876,94 miliar, prasarana bidang konektivitas darat (jembatan) sebesar Rp270,7 miliar serta prasarana bidang perumahan dan permukiman Rp260,8 miliar.
"Selanjutnya, kinerja positif belanja pemerintah pusat turut disumbang dari realisasi belanja bantuan sosial yang mampu tumbuh 12,99 persen dengan realisasi berupa berupa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah kepada 1.592 orang mahasiswa penerima," katanya.
Lebih lanjut, Agung mengatakan belanja pegawai yang mampu tumbuh 10,11 persen (yoy) dengan kontribusi terbesar berupa belanja gaji pokok PNS sebesar Rp856,51 miliar, belanja gaji pokok TNI/ Polri sebesar Rp599,57 miliar, dan tunjangan khusus/kinerja sebesar Rp520,43 miliar.
Total realisasi belanja 10 kementerian/lembaga (K/L) dengan pagu terbesar di DIY mencapai Rp6,72 triliun atau 87,68 persen dari total realisasi belanja K/L di DIY.
Kontribusi terbesar berasal dari Kementerian PUPR sebesar Rp1,61 triliun atau 21,06 persen dari total belanja K/L.
"Sementara kinerja realisasi belanja tertinggi terdapat pada Kementerian Pertahanan sebesar 76,57 persen dari pagu," katanya.
Agung mengatakan potensi dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan fluktuasi harga komoditas masih menjadi ancaman yang perlu dimitigasi. Oleh sebab itu, APBN menjadi instrumen yang penting bagi negara untuk menstabilkan perekonomian nasional dan regional.
"Peran APBN terus menjadi instrumen yang kredibel sebagai shock absorber dalam melindungi masyarakat dan menjaga kestabilan perekonomian terus dioptimalkan," katanya.
Berita Lainnya
Bawaslu DIY perkirakan potensi konflik pilkada di Kulon Progo terendah
Senin, 14 Oktober 2024 18:32 Wib
Paslon Bupati-Wabup NKH-Rini wujudkan Kulon Progo "Amon Tamu DIY"
Senin, 14 Oktober 2024 16:02 Wib
JPW meminta Polda DIY kembali gencarkan razia cegah kejahatan jalanan
Minggu, 13 Oktober 2024 13:20 Wib
Disperindag DIY menggelar pasar murah di Samigaluh jaga daya beli warga
Jumat, 11 Oktober 2024 23:09 Wib
Waspadai gelombang tinggi di laut selatan Jabar-DIY
Jumat, 11 Oktober 2024 9:27 Wib
Disdikpora DIY anggarkan Rp2,4 miliar untuk tebus ijazah tertahan
Kamis, 10 Oktober 2024 21:39 Wib
FKY memperkuat identitas Yogyakarta sebagai pusat kebudayaan inklusif
Kamis, 10 Oktober 2024 19:35 Wib
Ujian CAT Gelombang II: Komitmen saring notaris berkualitas
Kamis, 10 Oktober 2024 17:14 Wib