Pemkot Yogyakarta raih penghargaan penurunan stunting kategori sangat baik
Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta memperoleh penghargaan dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah yang mendukung penurunan stunting dengan kategori sangat baik.
Penghargaan tersebut diserahkan Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X kepada Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto dalam Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting DIY di Yogyakarta, Rabu.
"Kami apresiasi dan juga boleh berbangga bahwa penanganan stunting yang dilaksanakan oleh teman-teman ini sangat masif. Angkanya (prevalensi stunting) juga turun, sehingga hari ini kita diberikan penghargaan," ujar Sugeng Purwanto.
Penghargaan itu juga berdasarkan pada penilaian kinerja kabupaten/kota dalam pelaksanaan delapan aksi konvergensi intervensi penurunan stunting terintegrasi di DIY tahun 2023.
Berdasar penilaian, Pemkot Yogyakarta memperoleh skor 193,6 berdasarkan penilaian kinerja dalam pelaksanaan delapan aksi konvergensi intervensi penurunan stunting terintegrasi di DIY.
Menurut Sugeng, indikasi kesehatan masyarakat dan generasi penerus yang baik ditandai dengan semakin kecilnya angka stunting.
Dengan penghargaan tersebut, dia berharap penurunan bisa mendekati atau setidaknya sama dengan target angka stunting nasional yakni sekitar 14 persen.
"Kami yakin kalau semua rekan-rekan, petugas dan lapisan masyarakat saling kolaborasi, komunikasi dan mempunyai komitmen yang sama target itu bukan mustahil untuk dicapai oleh Pemkot Yogyakarta," kata dia.
Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X mengatakan angka prevalensi stunting di DIY mengalami kenaikan dari 16,4 persen pada 2022 menjadi 18 persen pada 2023.
Hal itu menjadi tantangan besar bagi semua, termasuk Tim Percepatan dan Penurunan Stunting (TPPS) DIY yang berkomitmen menurunkan angka stunting sesuai target 14 persen pada akhir 2024.
"Pemda tidak bisa sendirian. Besar harapan kami dengan adanya penguatan kolaborasi pentaheliks mempunyai peran dalam penanganan stunting sesuai dengan tugas dan fungsi dan peran kita kolaborasikan," kata Paku Alam X.
Sementara itu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Aan Iswanti menyebut angka prevalensi stunting di Kota Yogyakarta per September 2024 sekitar 10,63 persen berdasarkan data pemantauan permasalahan gizi balita (PPGB).
Angka itu menurun dibandingkan prevalensi stunting tahun 2023 sekitar 11,8 persen dari data PPGB Kota Yogyakarta.
Penghargaan tersebut diserahkan Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X kepada Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto dalam Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting DIY di Yogyakarta, Rabu.
"Kami apresiasi dan juga boleh berbangga bahwa penanganan stunting yang dilaksanakan oleh teman-teman ini sangat masif. Angkanya (prevalensi stunting) juga turun, sehingga hari ini kita diberikan penghargaan," ujar Sugeng Purwanto.
Penghargaan itu juga berdasarkan pada penilaian kinerja kabupaten/kota dalam pelaksanaan delapan aksi konvergensi intervensi penurunan stunting terintegrasi di DIY tahun 2023.
Berdasar penilaian, Pemkot Yogyakarta memperoleh skor 193,6 berdasarkan penilaian kinerja dalam pelaksanaan delapan aksi konvergensi intervensi penurunan stunting terintegrasi di DIY.
Menurut Sugeng, indikasi kesehatan masyarakat dan generasi penerus yang baik ditandai dengan semakin kecilnya angka stunting.
Dengan penghargaan tersebut, dia berharap penurunan bisa mendekati atau setidaknya sama dengan target angka stunting nasional yakni sekitar 14 persen.
"Kami yakin kalau semua rekan-rekan, petugas dan lapisan masyarakat saling kolaborasi, komunikasi dan mempunyai komitmen yang sama target itu bukan mustahil untuk dicapai oleh Pemkot Yogyakarta," kata dia.
Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X mengatakan angka prevalensi stunting di DIY mengalami kenaikan dari 16,4 persen pada 2022 menjadi 18 persen pada 2023.
Hal itu menjadi tantangan besar bagi semua, termasuk Tim Percepatan dan Penurunan Stunting (TPPS) DIY yang berkomitmen menurunkan angka stunting sesuai target 14 persen pada akhir 2024.
"Pemda tidak bisa sendirian. Besar harapan kami dengan adanya penguatan kolaborasi pentaheliks mempunyai peran dalam penanganan stunting sesuai dengan tugas dan fungsi dan peran kita kolaborasikan," kata Paku Alam X.
Sementara itu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Aan Iswanti menyebut angka prevalensi stunting di Kota Yogyakarta per September 2024 sekitar 10,63 persen berdasarkan data pemantauan permasalahan gizi balita (PPGB).
Angka itu menurun dibandingkan prevalensi stunting tahun 2023 sekitar 11,8 persen dari data PPGB Kota Yogyakarta.