Dishub Yogyakarta manfaatkan ATCS urai kemacetan selama libur Nataru

id Dishub Yogyakarta,Yogyakarta,Nataru

Dishub Yogyakarta manfaatkan ATCS urai kemacetan selama libur Nataru

Wisatawan menaiki becak melintas di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Senin (23/12/2024). Memasuki libur Natal dan tahun baru sejumlah destinasi wisata di Yogyakarta mulai dipadati wisatawan dan Pemerintah DIY memprediksi jumlah wisatawan selama masa liburan mencapai 9,2 juta orang. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/rwa.

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta memanfaatkan teknologi Area Traffic Control System (ATCS) untuk mengurai kemacetan yang berpotensi terjadi di pusat kota ini selama masa libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

"Ada 38 simpang yang bersinyal (lampu lalu lintas) sudah terkelola berbasis teknologi informasi (ATCS)," ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Agus Arif Nugroho dalam keterangannya di Yogyakarta, Selasa.

Menurut Agus, peningkatan arus kendaraan diprediksi cukup tinggi di Kota Yogyakarta mulai 24, 30 dan 31 Desember 2024.

Peningkatan arus kendaraan pada 24 Desember, kata dia, terjadi di sekitar tempat-tempat peribadatan misa Natal, seperti di Gereja Kotabaru di Jalan AM Sangaji serta Gereja Kidul Loji di Jalan Senopati.

Dishub Yogyakarta, menurut Agus, telah memantau peningkatan masyarakat menuju ke Yogyakarta terutama yang menggunakan moda transportasi umum macam kereta api serta bus.

Sementara, pada malam Tahun Baru 2025 peningkatan arus kendaraan diperkirakan terjadi di kawasan Malioboro, Titik Nol Kilometer, kawasan Tugu Yogyakarta, Kleringan, Kridosono, Jalan Hayam Wuruk, Jalan Dr Soetomo, serta beberapa ruas jalan lain.

Dia menyebut kawasan Tugu, Malioboro, dan Keraton Yogyakarta (Gumaton) biasanya menjadi tempat favorit para wisatawan untuk menikmati malam tahun baru.

"Kami memetakan titik-titik yang menjadi daerah tujuan masyarakat. Mayoritas di kawasan Gumaton sehingga kami akan melakukan upaya-upaya untuk mengalirkan kendaraan dan menghindari stuck (arus tak bergerak)," ujar dia.

Dengan didukung sistem ATCS, Agus menyebut pihaknya dapat memantau kondisi lalu lintas melalui kamera CCTV dan mengatur durasi lampu lalu lintas untuk mengurai kepadatan arus kendaraan.

Dia mengatakan kepolisian juga memungkinkan menerapkan sistem buka tutup di beberapa ruas jalan untuk mengurai arus, seperti di simpang empat Tugu, Kleringan, Kridosono, Demangan, Pojok Beteng timur dan barat sebagai pintu-pintu masuk ke wilayah Kota Yogyakarta.

"Sistem buka tutup sangat situasional karena melihat arus lalu lintas kendaraan," ujar dia.

Sejumlah sarana untuk pengaturan lalu lintas seperti "water barrier" dan papan penunjuk arah portable dipastikan Agus telah terpasang di beberapa titik.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Yogyakarta Agus Noto Sutrisno menyebut dari total sebanyak 58 simpang di Kota Yogyakarta, 38 di antaranya sudah terpasang ATCS.

Menurut dia, teknologi ATCS sangat diandalkan untuk pengaturan manajemen lalu lintas karena hampir 90 persen kepadatan lalu lintas di Kota Yogyakarta berbasis simpang dan jarak antarsimpang sekitar 500 meter.

"Selama masa libur Nataru, pengubahan durasi (lampu lalu lintas ber-ATCS) situasional. Jika di simpang ada masalah maka dilakukan intervensi menambah waktu hijau pada lengan simpang yang mengalami peningkatan arus kendaraan dan terjadi antrean panjang," tutur Agus Noto.

Dia mengatakan sejumlah simpang yang mengalami peningkatan arus lalu lintas di masa libur Natal dan Tahun Baru biasanya terjadi pada koridor tengah yakni dari simpang Serangan, PKU Muhammadiyah, Titik Nol Kilometer, Gondomanan sampai ke simpang Permata.

Peningkatan arus lalu lintas tersebut, menurut dia, antara lain disebabkan munculnya bus-bus pariwisata yang mengakses kawasan itu dan kecenderungan terjadi pada sore hari.