Bantul (ANTARA) - Wakil Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Aris Suharyanta menyatakan bahwa Kampung Relawan Masjid Indonesia (RMI) Siaga yang dibangun di Tarudan, Kelurahan Bangunharjo merupakan langkah konkret untuk menciptakan masyarakat yang tanggap menghadapi berbagai situasi.
"Kampung RMI Siaga bukan hanya simbol, tetapi juga langkah konkret untuk menciptakan masyarakat yang tanggap, peduli, dan siap membantu menghadapi berbagai situasi," kata Wabup Bantul saat meresmikan Kampung RMI Siaga di Bantul, Selasa.
Menurut dia, Kampung RMI Siaga merupakan wujud nyata dari kepedulian dan tanggung jawab sosial masyarakat untuk saling membantu dan mendukung, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan, baik bidang sosial, pendidikan, kesehatan, maupun kebencanaan.
Oleh karena itu, pihaknya mengajak masyarakat untuk terus menguatkan kolaborasi dan sinergi dengan pemerintah, lembaga sosial, organisasi kerelawanan dan seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat keberadaan Kampung Relawan ini.
"Mari kita jadikan Kampung RMI Siaga sebagai model kebersamaan dan sinergi yang dapat menginspirasi kampung-kampung lain," katanya.
RMI merupakan sebuah gerakan atau organisasi kerelawanan yang bergerak dalam bidang kemanusiaan dan kebencanaan.
"Saya mengajak seluruh masyarakat untuk terus mendukung gerakan ini, baik dengan menjadi relawan, memberikan dukungan moral, maupun berkontribusi dalam bentuk lainnya," katanya.
Sementara itu, salah seorang relawan RMI Wahyu mengatakan Kampung RMI Siaga akan difungsikan sebagai pusat aktivitas sosial dan basecamp relawan. Selain itu, bagian pendopo juga digunakan sebagai tempat berkegiatan untuk relawan dan masyarakat yang membutuhkan.
Sementara di sebelah timur yang terdapat bangunan rumah singgah sementara dan ke depannya juga akan dibangun poliklinik untuk pelayanan kesehatan.
"Kita prinsipnya pelayanan untuk masyarakat. Ke depan juga akan dibangun poliklinik," katanya.
Dia mengatakan, Kampung RMI Siaga ini dibangun dari hasil gotong-royong antarrelawan dan para donatur. Organisasi yang berdiri pascagempa bumi 2006 ini beranggotakan sekitar 40 orang relawan dengan berbagai latar pekerjaan.