Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta memperkuat upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak dengan menambah jumlah Relawan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) pada 2025.
"Relawan SAPA hadir untuk membantu pendampingan dan edukasi terkait permasalahan perempuan dan anak, terutama di kelurahan-kelurahan dengan tingkat kerawanan yang tinggi," ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta Retnoningtyas di Yogyakarta, Rabu.
Menurutnya, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak kerap kali mencuat di media sosial, bahkan melibatkan anak di bawah umur.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota Yogyakarta menyadari bahwa mengandalkan satuan perangkat daerah saja tidak cukup untuk menyelesaikan berbagai permasalahan sosial ini.
Relawan SAPA, kata Retno, bakal memberikan dukungan langsung kepada masyarakat, melalui pendampingan, serta edukasi agar masyarakat lebih paham tentang cara mengatasi dan mencegah masalah yang ada.
Saat ini, kata Retno, relawan SAPA telah hadir di empat kelurahan di Kota Yogyakarta yakni Rejowinangun, Giwangan, Kricak, dan Brontokusuman.
Tahun depan, cakupan relawan akan diperluas ke Kelurahan Wirogunan, Sorosutan, Bener, dan Prawirodirjan.
Salah satu relawan SAPA di Kelurahan Giwangan, Esti Rahayu mengakui kehadiran mereka sering kali membuat beberapa warga merasa risih atau canggung.
Namun, dengan pendekatan yang lebih intensif dan bersahabat, Esti dan rekan-rekannya mampu menciptakan suasana yang lebih nyaman, khususnya dalam hal perlindungan terhadap perempuan dan anak.
"Kami melakukan pendekatan yang lebih intensif agar mereka merasa lebih terbuka dan menerima bantuan yang kami tawarkan," kata dia.