Ibu-Ibu di Bantul ubah sampah jadi solusi lewat Komunitas Ayu Jiwa

id sampah,masyarakat,bantul, sabun,komunitas ayu jiwa,komunitas,ayu jiwa

Ibu-Ibu di Bantul ubah sampah jadi solusi lewat Komunitas Ayu Jiwa

Pengurus Komunitas Ayu Jiwa sedang mempresentasikan siklus hidup maggot. ANTARA/Gusti Rian

Yogyakarta (ANTARA) - Sekelompok ibu rumah tangga di Bantul membentuk Komunitas Ayu Jiwa, sebuah gerakan berbasis lingkungan yang berfokus pada pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri dan berkelanjutan.

Komunitas ini menjadi ruang belajar kolektif yang mendorong para ibu untuk mengolah sampah menjadi produk yang bermanfaat dan ramah lingkungan.

Ketua Komunitas Ayu Jiwa Yuanita Efhiliana menjelaskan bahwa komunitas tersebut didirikan pada April 2024 sebagai respons atas kegelisahan bersama terhadap permasalahan sampah yang semakin meningkat di lingkungan sekitar.

“Kami berawal dari keresahan. Di rumah masing-masing, kami sudah mulai mengelola sampah sendiri, seperti membuat eco-enzyme, kompos, dan budidaya maggot,” ungkap Yuanita saat diwawancarai ANTARA, Senin (23/6).

Ia menambahkan kegiatan komunitas bermula dari pertemuan informal para ibu yang kemudian berkembang menjadi forum belajar rutin.

“Setiap minggu kami kumpul, biasanya ada sekitar sepuluh orang. Kami saling berbagi ilmu sesuai kemampuan. Kalau ada yang bisa bikin sabun dari minyak jelantah atau eco-enzyme, dia akan berbagi ke anggota lain,” katanya.

Komunitas Ayu Jiwa kini semakin aktif dalam mengembangkan berbagai kegiatan daur ulang. Tak hanya mengolah sampah organik menjadi kompos dan pakan maggot, para anggota juga memproduksi sabun, deterjen, dan deodoran berbahan alami. Selain itu, mereka juga memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi lilin dan sabun pembersih.

Menurut Yuanita jenis sampah yang paling banyak mereka tangani adalah sampah organik dan anorganik. Sampah organik seperti sisa makanan dan dedaunan diolah menjadi produk yang berguna, sementara sampah anorganik seperti botol plastik dipilah dan didaur ulang sesuai potensi.

“Rata-rata kami bisa mengelola sekitar 100 kilogram sampah setiap minggu, jadi kira-kira 400 kilogram per bulan,” jelasnya.

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.