Bantul (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta mengoptimalkan kapasitas pengolahan sampah pada sejumlah tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) dan tempat pengolahan sampah sistem reduce reuse dan recycle yang telah dikembangkan di daerah tersebut.
"Selain fokus pengolahan sampah internal di Pasar Niten, pengolahan sampah di Bantul dengan lebih mengoptimalkan tempat pengolahan sampah yang lain, seperti di TPST Argodadi Sedayu yang saat ini mampu mengolah sekitar 30 ton sampah per hari," kata Kepala DLH Bantul Bambang Purwadi Nugroho di Bantul, Selasa.
Dia mengatakan, TPST Modalan Banguntapan yang belum lama ini selesai dilakukan maintenance (perawatan) rutin insineratornya, diharapankan juga bisa meningkat kemampuan mengolah sampahnya menjadi sebanyak 16 ton per hari.
Sementara di TPS 3R di Sokowaten Kelurahan Tamanan terus dioptimalkan hingga saat ini, sehingga bisa mengolah sampah delapan ton per hari, termasuk Rumah Pilah Sampah (RPS) di Banguntapan juga mampu mengolah sampah delapan ton per hari.
Baca juga: DLH Bantul fokus penyelesaian pembangunan hanggar ITF sampah Niten
"Kami juga sudah melakukan penjajakan opsi agar bisa segera mengolah sampah di ITF (Intermediate Treatment Facility) Karbonasi Bawuran yang memiliki kapasitas mengolah sampah 49 ton per hari, dari yang saat ini sudah bisa mengolah sampah 20 ton per hari," katanya lagi.
Bambang menambahkan, untuk ITF Karbonasi di Bawuran yang memang fokus menangani sampah dari Yogyakarta terus diupayakan bertambah kapasitas pengolahan, agar nantinya bisa ada slot untuk sampah dari Bantul, dengan harapan sembilan ton sampah dari Bantul bisa diolah di ITF Karbonasi Bawuran.
"Untuk ITF Bawuran juga sudah dianggarkan di tahun 2026. Kami akan terus mendorong kebijakan bupati akan tetap menuntaskan program Bersih Sampah di Bantul, tentunya juga dukungan masyarakat," katanya.
Baca juga: Pemkab Bantul tinjau pengolahan sampah ITF Bawuran guna peningkatan kapasitas
Meski demikian, kata dia, kesadaran masyarakat untuk melakukan pilah sampah secara mandiri tetap harus dibudayakan untuk mewujudkan Bantul Bersih Sampah, terlebih sampah organik atau sisa makanan yang diproduksi di Bantul mencapai 50 ton per hari.
"Masyarakat harus rajin pilah sampah, karena peluangnya sampah organik kita hampir di angka 50 persen. Kalau total sampah harian kita sekitar 100 ton itu, 50 persennya sendiri organik, makanya kita bergandengan tangan, bareng-bareng dan kami siapkan alatnya, SDM, kemudian teknologi," katanya.
Dia mengatakan, terlebih saat ini dari pengolahan sampah di TPST tingkat kabupaten tersebut, Kabupaten Bantul rutin mengirimkan refuse derived fuel (RDF) atau bahan bakar alternatif ke salah satu pabrik di Cilacap Jawa Tengah rata rata sekitar 25 ton per bulan.
Baca juga: Hanggar pengolahan sampah di ITF Pasar Niten Bantul ditambah
Baca juga: Wali Kota Yogyakarta optimistis ITF Bawuran solusi atasi masalah sampah
