Panduan dampingi anak di era digital

id panduan,orang tua, cerdas, di era digital,dampingi,anak,gadget,tahapan,digital,tips,sukses, parenting,gaya,gaya parenting, sukses parenting

Panduan dampingi anak di era digital

ilustrasi- Seniman menyelesaikan lukisan bertema "Jejak Bijak di Era Digital" pada dinding bangunan di Banda Aceh, Aceh, Sabtu (16/8/2025). ANTARA FOTOAmpelsa/foc.

Yogyakarta (ANTARA) - Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari dan dalam konteks ini, peran orang tua sangat krusial dalam membimbing anak-anak agar dapat menggunakan gadget dengan bijak.

Meskipun banyak anak yang sudah mahir mengoperasikan smartphone atau tablet, penting untuk diingat bahwa kemudahan ini datang dengan tantangan besar, bagaimana cara orang tua mendampingi anak agar dapat memanfaatkan teknologi secara sehat?

Mengapa digital parenting penting?

Perkembangan teknologi yang pesat membawa dampak besar bagi cara anak-anak belajar, bermain, dan berinteraksi. Tanpa pendampingan yang tepat, anak-anak berisiko terpapar konten yang tidak sesuai usia, bahkan lebih parahnya bisa mengalami kecanduan gadget.

Seperti yang diungkapkan oleh Analisa, seorang psikolog klinis dan influencer, dalam sebuah talkshow bahwa anak-anak hari ini adalah generasi digital.

"Semuanya serba digital. Anak-anak tumbuh berdampingan dengan teknologi, namun bukan berarti mereka otomatis tahu cara menggunakannya dengan aman dan bertanggung jawab," katanya.

Dalam parenting keluarga, ada acara mudah orang tua untuk memulai mengelompokkan pendekatan ke dalam tiga bagian: memahami tahapan emosi anak, memahami literasi digital, dan menerapkan gaya parenting yang tepat.

Analisa menekankan pentingnya memulainya dengan langkah-langkah tersebut, agar tidak terjadi kesalahan dalam membimbing anak.

"Bukan dari mana yang penting, tapi dari mana ingin memulai dan berusaha memperbaiki. Ketiga pembagian itu menurut saya menjadi klafisikasi penting dalam mendidik anak di era digital saat ini," ungkapnya.

Gaya parenting dalam digital parenting

Setiap keluarga memiliki pendekatan yang berbeda dalam mendidik anak. Dalam konteks digital parenting di Indonesia, terdapat empat gaya parenting yang umum ditemui:

1. Otoriter: Mengutamakan banyak aturan tanpa banyak komunikasi. Anak mungkin patuh, namun tidak memahami alasan di balik aturan tersebut. Gaya ini dapat memunculkan masalah baru, meskipun tidak hilang sepenuhnya.

2. Otoritatif: Gaya yang direkomendasikan oleh para ahli, di mana aturan jelas tetapi tetap mendengarkan dan menghargai pendapat anak.

3. Tidak Terlibat: Orang tua yang kurang peduli atau tidak terlalu mengawasi penggunaan gadget anak. Ini berisiko tinggi karena anak tidak mendapatkan bimbingan yang tepat.

4. Permisif: Gaya ini tidak banyak aturan dan membiarkan anak melakukan apa saja. Meskipun anak mungkin merasa senang, mereka bisa kehilangan kesempatan untuk belajar tanggung jawab.

Enam tips sukses digital parenting

1. Tetapkan aturan
Buat jadwal penggunaan gadget yang jelas, bisa dalam bentuk kontrak tertulis atau ikatan lisan antara orang tua dan anak.

2. Pendampingan, bukan pengawasan
Orang tua perlu mendampingi anak, bukan hanya mengawasi. Ajak anak berbicara tanpa menghakimi, dengarkan pengalaman mereka, dan hargai hal-hal kecil yang dapat membangun fondasi yang kuat.

3. Pilih konten yang sesuai usia
Pilih konten yang sesuai dengan usia anak. Jangan hanya memberikan gadget untuk membuat anak diam, tetapi pastikan konten yang diberikan mendukung perkembangan mereka.

4. Aktivitas harus seimbang
Pastikan anak memiliki kegiatan fisik dan sosial di dunia nyata untuk mendukung perkembangan mereka.

5. Komunikasi yang terbuka
Ciptakan ruang aman agar anak merasa nyaman bercerita. Jangan meremehkan cerita mereka, karena hal ini dapat membuat anak enggan berbagi di kemudian hari.

6. Jadilah role model
Tunjukkan penggunaan gadget yang sehat. Tidak selalu harus scroll di HP dan tahu kapan saatnya berhenti.

Empat pilar literasi digital untuk orang tua

Sebagai orang tua, kita perlu memahami empat pilar literasi digital yang saling mendukung:

1. Digital Skills: Kemampuan mengoperasikan perangkat digital dan aplikasi.

2. Digital Safety: Kemampuan menilai apakah informasi yang ditemukan valid atau berisiko (hoaks).

3. Digital Ethics: Menggunakan teknologi dengan bertanggung jawab, menghargai privasi, dan menjaga etika dalam berkomunikasi.

4. Digital Culture: Memanfaatkan dunia digital untuk belajar, bekerja, dan berinteraksi secara positif dan produktif.

Tahapan penggunaan gadget berdasarkan usia anak

Selain memahami literasi digital, orang tua juga harus mengetahui tahapan usia yang tepat untuk memulai parenting digital:

0-2 tahun (Fokus pada stimulasi nyata)
Pada usia ini, anak membutuhkan interaksi langsung dengan orang tua. Penggunaan gadget harus seminimal mungkin, hanya untuk video call dengan keluarga.

3-5 tahun (Pengenalan dan bimbingan)
Anak bisa dikenalkan dengan gadget sebagai alat komunikasi, seperti video call, namun tetap dengan pengawasan ketat.

6-9 tahun (Screen time terbatas)
Waktu penggunaan gadget maksimal 1 jam per hari. Pendampingan tetap diperlukan, karena anak masih membutuhkan interaksi langsung untuk perkembangan optimal.

10-12 tahun (Pembelajaran dan hiburan)
Screen time dapat ditambah hingga 2 jam per hari, untuk komunikasi dengan keluarga, teman, serta hiburan dan pembelajaran yang sesuai usia.

13-18 tahun (Menunjukkan kemandirian digital)
Anak bisa memiliki gadget pribadi, namun orang tua tetap harus terbuka untuk diskusi dan memberikan arahan terkait penggunaan gadget yang bijak.

Menjadi orang tua melek digital bukan berarti harus menjadi ahli teknologi, namun lebih kepada kemampuan memberikan bimbingan yang tepat sesuai dengan perkembangan anak.

Kunci utamanya adalah mengimbangi manfaat teknologi sebagai alat pembelajaran dengan menjaga agar anak tetap terhubung dengan dunia nyata. Pendampingan yang bijak akan membantu anak menggunakan teknologi secara cerdas, bertanggung jawab, dan sehat secara mental.

Artikel ini disusun berdasarkan materi talkshow Menjadi Orang Tua Cerdas di Era Digital dan berbagai referensi dari ahli perkembangan anak. Setiap keluarga memiliki dinamika yang unik, jadi sesuaikan tips ini dengan kondisi dan kebutuhan keluarga masing-masing.

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.