Yogyakarta (ANTARA) - Akhir-akhir ini, perhatian terhadap kesejahteraan hewan semakin meningkat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Meningkatnya kesadaran bahwa kesehatan hewan, manusia, dan lingkungan saling terkait dan tidak bisa dipisahkan, mendorong hadirnya dua konsep penting dalam dunia kedokteran hewan modern: One Health dan One Welfare.
Drh. Merry Fernandes, M.Si (DVM, M.Sc, FFCP-V), seorang dokter hewan menjelaskan kesejahteraan hewan sangat berkaitan erat dengan kesejahteraan manusia dan lingkungan. Dalam seminar yang diselenggarakan baru-baru ini, Merry menegaskan bahwa kesejahteraan hewan bukanlah hal yang sepele.
"Kesejahteraan hewan mencerminkan kesejahteraan manusia dan lingkungan. Konsep ini adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan," ujarnya.
Konsep One Health mengakui bahwa kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan saling terhubung dan tak bisa dipisahkan. Untuk mencapai hasil yang maksimal, One Health menuntut kolaborasi lintas sektor, termasuk kedokteran manusia, kedokteran hewan, dan pengelolaan lingkungan.
Baca juga: Rabies: Ancaman serius yang perlu dikenal dan dicegah
Salah satu contoh penerapan nyata dari konsep ini adalah program pengendalian rabies di Indonesia. Rabies, yang masih menjadi ancaman serius di Indonesia, adalah penyakit zoonosis yang dapat menular dari hewan ke manusia.
Berdasarkan data WHO 2019, Indonesia termasuk negara dengan angka kasus rabies tertinggi di Asia Tenggara. Penyakit ini, jika tidak segera ditangani, hampir selalu berakibat fatal. Sebagian besar penularan rabies pada manusia berasal dari gigitan anjing yang tidak divaksinasi.
Oleh karena itu, program pengendalian populasi anjing dan kucing melalui vaksinasi massal serta pengelolaan yang baik menjadi kunci dalam mengeliminasi rabies.
Di sisi lain, konsep One Welfare menyoroti keterkaitan antara kesejahteraan hewan, manusia, dan lingkungan. Jika kesejahteraan hewan terganggu, misalnya karena stres, trauma, atau kekurangan gizi, hal ini dapat berpotensi menimbulkan perilaku agresif hewan yang berujung pada konflik dengan manusia.
Baca juga: Pemkot: Cakupan vaksinasi rabies di Kota Yogyakarta mencapai 1.412 HPR
