BBPPMT Yogyakarta fokus pembinaan peningkatan kapasitas transmigran

id BBPPMT Yogyakarta ,Pembinaan dan peningkatan ,Kapasitas transmigran

BBPPMT Yogyakarta fokus pembinaan peningkatan kapasitas transmigran

Kepala Subbagian Rencana Program dan Pelaporan BBPPMT Yogyakarta Galuh Rahmi Pangesti di kawasan translok Karangtengah Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. ANTARA/Hery Sidik

Bantul (ANTARA) - Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi (BBPPMT) Yogyakarta berkomitmen untuk terus melakukan pembinaan dan peningkatan kapasitas salah satunya bagi masyarakat di kawasan transmigrasi lokal (translok) Kelurahan Karangtengah, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"BBPPMT Yogyakarta yang merupakan satu-satunya Balai Besar di lingkungan Kementerian Transmigrasi ini ke depan akan tetap fokus untuk terus melakukan pembinaan dan peningkatan kapasitas," kata Kepala Subbagian Rencana Program dan Pelaporan BBPPMT Yogyakarta Galuh Rahmi Pangesti di Kabupaten Bantul, Minggu.

Menurut dia, pembinaan dan peningkatan kapasitas tersebut di antaranya dengan memberikan pelatihan manajemen ekonomi skala rumah tangga, pelatihan kewirausahaan, dan ada beberapa pelatihan yang ditujukan untuk peningkatan kapasitas pada level menengah ke atas.

"Oleh karena itu, Balai Besar kami di bawah kepemimpinan Bapak Tunggak Santosa, terus melakukan konsolidasi program bersama pemerintah provinsi dan juga kabupaten, khususnya dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bantul," katanya.

Dia mengatakan program pelatihan dalam pembinaan dan peningkatan kapasitas masyarakat transmigran diarahkan untuk memanfaatkan potensi lokal, termasuk seni budaya dan juga potensi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Baca juga: Wamen: Transmigrasi salah satu strategi pembangunan nasional


"Dengan demikian, ke depan akan ada beberapa program yang kami siapkan untuk meningkatkan kembali kapasitas masyarakat transmigrasi. Potensi tersebut misalnya seni gamelan, musik, kesenian, serta UMKM yang bisa menjadi nilai unggulan dan inovasi di Translok Karangtengah, Imogiri," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan saat ini jumlah transmigran yang menjadi warga murni di kawasan translok Karangtengah Imogiri berjumlah 95 keluarga (KK) dan yang sudah beberapa kali dilakukan pendampingan sudah lebih dari lima angkatan.

"Satu angkatan biasanya terdiri atas 30 orang, dan itu berlangsung berkelanjutan sejak tahun 2005. Namun, ketika kami bergabung dengan Kementerian Desa, karena fokus program tidak lagi murni untuk transmigrasi lokal, pembinaan sempat terhenti di pengelolaan pembinaan," katanya.

Akan tetapi, lanjut dia, setelah Balai Besar ini kembali menjadi di bawah Kementerian Transmigrasi, wilayah kerjanya meliputi enam provinsi, salah satunya adalah provinsi DIY, sehingga lebih fokus merangkaikan program utamanya translok.

Baca juga: Wamen Transmigrasi tinjau lokasi penempatan translok di Imogiri Bantul

"Jadi program dari Kementerian Transmigrasi bukan hanya ditujukan bagi transmigran penduduk asal, tetapi juga bagi transmigran resettlement, seperti di Karangtengah," katanya.

Dia menyebut sebagian dari mereka yang menempati translok Karangtengah ini adalah merupakan transmigran yang pernah ditempatkan di beberapa lokasi misalnya Aceh, Sampit, dan Poso, namun karena ada konflik sehingga dikembalikan dan ditempatkan di kawasan translok.

"Proses resettlement ini sudah berlangsung cukup lama, sekitar awal tahun 2000-an. Oleh karena itu, apa yang kami lakukan di kawasan translok adalah fokus pada peningkatan kapasitas, tidak hanya bagi transmigran penduduk asal tetapi juga bagi transmigran resettlement," katanya.



Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.