Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta akan mengadakan kegiatan bertajuk Gelar Pelajar Pemuda dan Gerakan Reresik Sekolah sebagai upaya meningkatkan kepedulian pelajar terhadap kebersihan lingkungan sekolah.
"Agenda ini akan menjadi sebuah panggung ekspresi bagi pelajar Yogyakarta untuk menampilkan semua talenta di satuan pendidikan, serta untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekolah," kata Ketua Tim Kerja Pembinaan Kepemudaan Disdikpora Yogyakarta Mugi Suyatno di Yogyakarta, Kamis.
Kegiatan yang digelar pada Sabtu (8/11) tersebut dikemas dalam bentuk roadshow, yang tidak hanya digelar di satu tempat, namun juga di berbagai satuan pendidikan, mulai dari jenjang sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan SMA Kota Yogyakarta.
"Sebenarnya gerakan reresik sekolah ini sudah kami lembagakan sejak awal tahun 2022, saat Pemerintah Kota Yogyakarta mencanangkan kegiatan Kampanye Gerakan Sampah Anorganik," katanya.
Dalam kampanye tersebut untuk semua jenjang pendidikan seperti TK, SD, SMP, SMA, SMK, MA di Kota Yogyakarta harus menjalankan Gerakan Reresik Sekolah setiap Jumat Wage atau setelah hari Kamis Pon berdasarkan surat edaran Kepala Disdikpora Yogyakarta.
Menurut dia, hal itulah yang melatar belakang dari Gerakan Pelajar Pemuda dan Gerakan Reresik Sekolah yang dikolaborasikan dengan Yayasan Kalam Kudus Yogyakarta.
"Kami ingin kegiatan yang ada di Disdikpora khususnya di pengembangan kepemudaan menjadi kegiatan kolaboratif yang diikuti seluruh pelajar di satuan pendidikan agar memberikan kemanfaatan di aspek kebersihan lingkungan sekolah," katanya.
Menurut dia, agenda tersebut sejalan dengan arahan Walikota Yogyakarta Hasto Wardoyo dan Wakil Walikota Yogyakarta Wawan Hermawan, bahwa sampah sekolah harus selesai di sekolah.
"Salah satu agendanya yaitu membuat dan memaksimalkan fungsi biopori, untuk Yayasan Kalam Kudus juga sudah memiliki biopori yang berusia kurang lebih 10 tahunan dan masih konsisten,sehingga memiliki komitmen yang kuat tentang pengelolaan sampah," katanya.
Ketua Panitia Kalam Kudus Fair Novita Anggraeni mengatakan kegiatan tersebut diawali dengan sosialisasi Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas Jos) yang bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), kemudian Gelar Pelajar Pemuda, lalu dilanjut dengan kegiatan reresik sekolah.
"Ini adalah aksi bersama untuk mengelola sampah sendiri guna menjaga kebersihan, kelestarian lingkungan sekolah, menumbuhkan kesadaran peduli lingkungan sejak dini, serta mewujudkan lingkungan belajar yang sehat dan nyaman," katanya.
Ketua Yayasan Kalam Kudus Cabang Yogyakarta Kris Pujianto Halim berkomitmen untuk mengelola sampah-sampah di sekolah, sampah organik akan dikelola sendiri dan sampah non-organik akan disalurkan ke bank sampah.
"Jadi untuk sampah organik tentu akan kita kelola sendiri ya, salah satunya dengan biopori itu, kemudian untuk sampah non-organik akan kita salurkan ke bank sampah," katanya.
